Mohon tunggu...
Penggalih Herlambang
Penggalih Herlambang Mohon Tunggu... -

Seorang dosen muda, dokter umum, pemerhati kesehatan dan informatika.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

E-mail (Sekarang) bukan Barang Sepele

8 Mei 2011   01:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:58 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Insiden paling Hot minggu ini menurut saya ya Insiden "Email K0m1SiD3lap4N". Bukannya ingin mengungkit-ungkit kekurangan pejabat, tapi statemen "tidak substansif" hingga "masalah sepele" sepertinya harus mereka pikir lagi. Di jaman sekarang yang serba cepat dan komunikasi tanpa batas kehadiran email (surel) merupakan wajib adanya. Ok lah sejenak saya ajak anda flashback ke masa lalu saya saat berkenalan dengan e-mail hingga sekarang.

Masa SMA: E-Mail & Internet (8 tahun yang lalu)

Walaupun saya sekolah di salah satu sekolah negeri ternama di kota besar, tapi anda mungkin tidak percaya bahwa saya dan kawan-kawan saya tidak mendapatkan pelajaran komputer. Lab.komputer yang ada di SMA saya dibiarkan mangkrak tak terurus karena biaya perawatan (saat itu) yang relatif mahal, usulan kepada pihak sekolah kami anggap too good to be true karena sadar posisi guru memang serba salah (kebetulan ibu saya juga seorang guru). Tapi justru disinilah kami berusaha mencari akal bagaimana bida belajar ya setidaknya mengenal Internet dan membuat E-Mail. Alhamdulillah senior saya mengajak urunan nyewa warnet dekat sekolah untuk latihan, saya masih ingat tarif warnet saya itu berkisar Rp.5000-8000/jam dan email pertama saya "@boleh.com" nambah lagi "@plasa.com.  Siapa sangka dari keterbatasan ini ada sahabat saya yang menang lomba web desain dan sekarang menjadi pemilik sebuah perusahaan start-up terkemuka.

Masa Awal Kuliah: Email, Chat dan Jejaring Sosial. (5 tahun yg lalu)

Pertama kali saat saya menginjakkan kaki di PTN adalah mencari penyedia domain email resmi universitas "@uns.ac.id". Kenapa? Saya terinspirasi kakak-kakak sepupu yang pada saat SMA dulu terlihat keren memiliki email "@itb.ac.id", "@its.ac.id", dll. Sekilas mungkin terkesan sebagai 'sindrom kesombongan almamater' akan eksistensi diri mahasiswa baru, tapi tidak saya pedulikan karena dari cerita kakak sepupu saya bahwa dengan e-mail kita bisa berkomunikasi dengan dunia luar, memperoleh banyak kenalan, informasi dan banyak hal menarik yang belum ada di Indonesia.

Selain email resmi, karena kebutuhan untuk chatting YM maka akhirnya daftar email pula ke "@yahoo.com". Padahal sejak SMA saya fanatik untuk tidak menggunakan provider email asing karena takut disadap, hehehe..paranoid memang, mungkin gara-gara sering nonton film-film hollywood tentang Hacker.

Jejaring sosial juga merupakan titik balik di akhir masa kuliah hingga wisuda S1. Bagaimana tidak? FS (friendster) dan Blog (wp, blogspot, & multiply) seakan-akan sudah menjadi jendela harian yang penuh informasi, Pencitraan, sudut pandang, pengalaman, dan lain-lain sepertinya sudah dapat dilihat dari testimoni profil FS dan postingan-postingan di Blog. Dan dari Blogging inilah saya mendapatkan banyak kawan baru yang memiliki hobi yang sama.

Masa Pendidikan Profesi: Sosial Media, Cloud Computing dan kembali Email lagi (2 tahun terakhir).

Memasuki pendidikan profesi setelah wisuda sepertinya FB (Facebook) mulai me'wabah', disusul twitter, dan berbagai media sosial yang lain (termasuk kompasiana) sebagai corong aspirasi, kritikan, dan bahkan umpatan atas segala dinamika sosial yang terjadi. Semakin memahami dan berhati-hati berbagi informasi di dunia maya merupakan hal yang penting di profesi saya untuk terhindar dari kasus-kasus etika seperti kasus Prita terulang kembali. Kemudahan mengunggah foto, video dan identitas pribadi sebenarnya harus dilihat secara waspada. Dunia maya bisa jadi bumerang jika tidak waspada, status FB, ocehan twitter, dan apapun yg kita lakukan di media sosia umum bisa sangat membahayakan profesi. Dan maka dari itu, untuk privasi saya mencoba kembali lagi 'manual'  komunikasi via email hehehe...

Untuk kebutuhan berbagi/sharing data dengan rekan kerja saya lebih 'percaya' lewat layanan cloud computing. Dimana data disimpan disuatu server yang boleh kita sebut 'awan' yang sewaktu-waktu bisa kita unduh untuk memaksimalkan kerja kelompok selain juga telekonfrensi antar rekan luar negeri via Skype yang lebih murah daripada berkunjung kesana.

Kesimpulan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun