ini hanya opini bukan selebrasi untuk menunjukan eksistensi diri. tiga bulan terakhir sebelum agustus berakhir di tahun 2025 negara ini seperti adikuasa yang dikuasai libido tak berarah, banyak sekali di sudut - sudut wilayah terjadi ketidakpuasan akan kebijakan ngawur pemerintah, bukan sebatas protes semata yang mereka suarakan namun, ketidakpuasan akan status menjadi rakyat yang di pimpin oleh segelitir orang tak bermoral, dimana bukan hanya ego yang jadi penentu pengambilan putusan namun juga id (dorongan dasar) yang tanpa sadar, tanpa pikir panjang ekspektasi akan rencana diputuskan tanpa nimbang risiko sekaligus koensekuensi akan kebijakan yang mereka buat. orang bilang sehat itu mahal karena tidak ada sakit yang murah, lalu bagaimana dengan penentuan pemimpin yang dipilih berdasar suara terbanyak tanpa nimbang tentang kapabilitasnya menjadi seorang pemimpin? lagi - lagi sistem yang jadi kambing hitam? lalu bagaimana dengan evaluasi kandidat? bagaimana mereka bisa berada disana? apa hanya uang yang mereka punya? apa hanya omongan manis yang mereka edarkan? lalu bagaimana dengan hati nurani? dengan emphatik? atau dengan gaya hidup?
sampai kapan lagi kita hanya berfokus pada pengekspresian ketidakpuasan akan tuntutan kesejahteraan? sudah sepatutnya negara ini melakukan refleksi diri tentang apa yang harus diperbaiki, bukan lagi suara - suara pada penuntutan keadilan. dimulai dari kebijakan sehat akan visi kesejahteraan rakyat yang mesti benar - benar diumbar ke publik bisa menjadi nilai bagaimana pemerintahan ini serius akan refleksi tentang kehidupan yang lebih baik, kehidupan yang dimana rakyat benar benar merasa hidup bukan semata harus hidup.Â
penting adanya sikap waras dalam menghadapi situasi yang terjadi akhir - akhir ini, lebih penting juga manusia waras dalam membenahi hati kotor para delegasi yang disebut wakil rakyat, tidak berbatas pada sofa dengan nafas ac sebagai konsumsinya. hipotalamus dan amigdala para pemimpin kita memang harus dibedah dan diobati, supaya tidak ada lagi keputusan sakit yang harus masyarakat tanggung.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI