1. Rumah seharga Rp. 650 juta dan masih KPR dengan sisa pinjaman sebesar Rp. 250 juta lagi.
2. Mobil merupakan COP perusahaan.
Karena asset yang paling besar yang dimiliki adalah rumah, maka saya sarankan untuk lakukan restructuring dengan melakukan refinancing rumah ke bank lain dengan nilai sebesar sisa pinjaman dan hutang kartu kredit agar tidak ada lagi kewajiban untuk membayar cicilan kartu kredit.
Setelah dilakukan refinancing sebesar Rp. 350 juta yang digunakan untuk melunasi hutang KPR sebelumnya dan hutang kartu kredit, maka cicilan KPR dia hanya Rp. 4,7 juta setiap bulannya. Mengapa biaya KPR nya bisa turun? karena jangka waktu pinjamannya diperpanjang sehingga angsuran menjadi lebih ringan. Karena itu posisi cash flow dia pada saat ini dia berubah menjadi positif Rp. 5,8 juta.
Dari contoh kasus diatas dapat ditunjukkan bahwa tanpa menambah pendapatan/penghasilan tapi dengan merubah struktur cost, maka kondisi cash flow berubah dari negatif Rp. 1,5 juta menjadi positif Rp. 5,8 juta. Â Seringkali kita terbelenggu akan kondisi cash flow karena tidak mengetahui bagaimana cara merestructuring keuangan kita.
Belum lama ini dia lapor sudah dapat membeli mobil baru dengan cicilan Rp. 2,9 juta dan kondisi keuangan masih terjaga.....meskipun saya agak khawatir karena pasti akan muncul biaya operasional dan pemeliharaan mobil baru. Â Tapi harusnya dia sudah bisa belajar bagaimana biaya harus dikendalikan agar tidak melebihi pendapatan yang dia miliki. Â Paling tidak dia masih punya tabungan sebesar Rp. 2,9 juta tiap bulannya yang dapat digunakan untuk biaya yang tidak terduga.