Mohon tunggu...
Diba Komandoko
Diba Komandoko Mohon Tunggu... -

Just an amateur web content writer. Nothing more or less..

Selanjutnya

Tutup

Humor

Omnivora = Limbad

28 November 2012   02:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:34 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Suatu sore di ruang tamu. Dua adik saya yang sama-sama duduk di kelas satu smp baru pulang latihan anggar. Dengan muka yang nggak beda ma ubi rebus mateng disertai keringet yang naujubileh, mereka sandaran di kursi dan menghidupkan kipas angin. Tidak lama kemudian ayah saya pulang dari masjid dan ikutan nimbrung duduk bersama kami. Sebelumnya dia menyalakan televisi dan memilih channel favoritnya; berita. Si penyiar sedang membicarakan tentang pejabat yang lagi-lagi (memang sering terjadi) tersandung kasus korupsi.

Tiba-tiba ayah saya berkata, "Tuh tuh lihat tuh.." ke arah seekor cicak dekat pintu. Mata kami pun mengikuti gerak tangan ayah. Ada seekor cicak unyu. Cicak itu terlihat biasa. Maksud saya dia tidak mengenakan perhiasan mewah atau menaiki lamborghini. (Dia cicak biasa seperti cicak lainnya). :P Dia melata. Halah. Nggak enak. Pokoknya dia cicak yang biasa dan tampil apa adanya. Cicak itu sedang mengincar seekor serangga yang saya tidak tahu persis apa namanya. Bisa dibantu mungkin? Dia hitam, kecil, memiliki sungut dikepalanya namun tidak memiliki sayap. Mungkin dia spesies langka yang memang sedang mengalami kepunahan. Hehe. Atau dia seekor serangga yang sangat kepo jadi nggak terkenal. Hehe. Serangga bertubuh kecil itu hanya diam sambil menggerakkan kedua sungutnya. Si cicak yang merasa di flirting ma serangga tadi pun semakin mendekati serangga yang terlihat eksotis (red. mengkilap) di bawah sinar lampu. Cicak semakin dekat dan mereka sepertinya hanya dalam beberapa centi lagi untuk berciuman. Wkwk. (*ini apa sih). Setelah sedekat itu, si cicak dan serangga tadi diam seribu bahasa. Kita berempat serius ngeliatin mereka berdua mirip paparazi. Alam ikut hening. Tiba-tiba terdengar bunyi, "tuuut..". Owh..sial baunya. Adek saya yang cowok kentut. "Maap, maap. Nggak sengaja". Kami pun kembali mengamati dua hewan yang sedang kasmaran tadi.

Beberapa detik kemudian setelah melakukan perbincangan rahasia, si cicak pergi. Yup, dia ngelengos menjauhi si serangga tadi. Kita bingung. AADCDSI??? Ada Apa Dengan Cicak Dan Serangga Ituh?? Apakah setelah menyatakan cinta si cicak ditolak? wkwk. Becanda. Atau si serangga tidak mau mengambil resiko mencintai seseekor (*seseorang) yang berbeda spesies dengannya? Entahlah. Kita masih terdiam. Ayah saya kemudian berkata, "Tuh liat, cicak aja tahu mana yang makanannya mana yang bukan. Dia pergi soalnya tau kalo serangga itu bukan makannya. Lha manusia? Semua doyan. Semua masuk. Kabel, semen, paku, kawat.."

Saya manggut-manggut sok ngerti. Adek saya yang perempuan bengong, "Iya po yah?" dengan muka polosnya. Adek saya yang satu lagi langsung ngomong, "Ya iyalah. Tuh limbad." (dengan muka meyakinkan). Kita semua ketawa. Wkwkwkwkwkwwkwk... "Ya ampun, Teo (adek laki-laki saya). Omongan kamu sesuatu banget. Cetaaarrr" ><'

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun