Mohon tunggu...
Diaz Radityo
Diaz Radityo Mohon Tunggu... Freelancer - Pendongeng keliling dan menulis

Seorang manusia biasa yang ingin bercerita dan berbagi energi positif.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Rangking Universitas Bukanlah Penentu Masa Depanmu!

23 Agustus 2019   14:37 Diperbarui: 23 Agustus 2019   14:53 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : https://pixabay.com/

Tapi itulah yang terjadi di negeri ini. Semuanya diukur berdasarkan rangking. Sejak sekolah dasar hingga penerimaan pegawai pun juga masih menggunakan kata tersebut. Apabila menduduki rangking bawah pasti akan dicap sebagai gagal ataupun bodoh. Sekarang bayangkan saja, jika kamu tidak kuliah di universitas favorit, jurusan tidak terkenal dan IPKmu mengenaskan. Entah label apa yang akan diberikan kepadamu. Ampun dah. Tragis!

Sahabatku yang super dan istimewa (mirip martabak dong?) banyak hal di dunia ini yang sebenarnya bisa diukur tidak menggunakan sistem perangkingan. Selalulah optimis dan jalani yang sudah menjadi pilihanmu.

Pertanyaan mendasarnya adalah bukankah sekolah itu seharusnya memberikan nuansa yang membebaskan dan mencerahkan, bukan malah persaingan, seperti kata Paulo Freire  Tak perlu risau jikalau universitas atau kampusmu itu tidak masuk rangking manapun. Mau itu nasional ataupun internasional, mau itu perguruan tinggi negeri ataupun swasta. Bagi saya semuanya sama. Bukan zamannya untuk kecil hati. Apalagi buat para mahasiswa baru. Semua itu tergantung kamu, iya kamu! Bukan orang tua ataupun kekasihmu.

Dunia ini sudah berubah! Sekarang semuanya sudah tak terbatas ruang dan waktu. Sebagai generasi digital kalian tentunya harus bisa memanfaatkan kesempatan ini. Semuanya ada di genggamanmu asal punya kuota dan listrik lho ya. Semua memiliki peluang yang sama untuk menuntut ilmu dan belajar. Mengakses jurnal atau jenis ilmu apapun dari belahan dunia manapun.

Pendidikan itu sejatinya adalah sebuah proses yang membuat orang lebih baik. Tidak bisa disederhanakan begitu saja. Di dalam proses itulah kita juga harus melakukan refleksi dan evaluasi terhadap proses yang dijalani. Pendidikan adalah proses perjalanan, seperti kita bermain Pokemon atau nonton Dragon Ball. Nikmati saja.

Penting diingat pula bahwa sekolah itu hanyalah ruang. Pikiran dan imajinasi haruslah tetap maju serta tidak terkekang. Percuma saja kamu kuliah di universitas favorit, jurusan unggulan, diajar sama profesor, beli buku sebanyak mungkin tapi kamu tidak pernah membaca dan mengembangkan kemampuanmu. Layaklah kamu dimakan kekejaman roda zaman.

Era sekarang itu pekerjaan sudah seharusnya tidak linier, siapapun dapat menjadi apapun. Pada dasarnya kalian harus bisa melihat peluang yang ada di depan kalian. Beberapa perusahaan besar tak lagi mementingkan nilai yang terpampang di ijazah ataupun transkripmu. Mereka lebih peduli apa yang bisa kalian lakukan. Apalagi sebagai generasi digital tren ke depan adalah menciptakan pekerjaan bukan lagi menjadi pekerja.

Menjelang akhir dari tulisan ini, saya akan memberikan contoh nyata. Seorang teman saya yang berasal dari pesisir dan tamatan SMA mampu menguasai tujuh bahasa pemrograman. Semuanya diperoleh dari otodidak, hanya mengandalkan membaca buku dan internet. Kabarnya ia sekarang sudah berada di Jepang menjadi programmer. Banyak orang yang selama ini diremehkan justru menjadi sosok yang menginspirasi. Pilihan ada di tanganmu.

Pada dasarnya, mau rangking berapa pun bersikaplah bodo amat. Yang terpenting adalah teman-teman semua fokus dengan apa yang disukai. Perbanyak jaringan sebanyak mungkin. Tugas pokoknya adalah melakukan semuanya sebaik mungkin dan dari hati. Tidak perlu merasa berkecil hati gara-gara rangking, karena masa depan tidak akan pernah ada yang tahu. Termasuk juga hubungan dengan calonmu. Ya to? Omong opoooo iki...(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun