Di antara daun-daun bambu yang gugur dan mengering di jalan kecil yang bertebaran sepi di terik siang
Akhirnya aku mempunyai sebuah kabar untuk disampaikan: aku telah sampai di dekat dua bangku kosong
"Benar, kah?" tanyamu kemudian
Aku menunggu waktu untuk menyusuri jalan kecil itu lagi, pada sebuah lusa
Ketika jalan kecil itu terasa sepi di keramaian
Terasa lengang di keriuhan
Meski lusa kamu belum tentu melintasinya
"Kita selalu memiliki hari yang berbeda," katamu kemudian
Siang sudah semakin terik
Pelepah-pelepah pisang melayu lebih cepat
Daun-daun bambu kering tertumpuk-rapat di rumah tua
Angin sedang tidak menyerta kabar
"Aku di meja kecil memanjang dengan permukaan dingin," kataku sambil mengira sebuah kebetulan
"Milikmu adalah hari ini, dan milikku adalah besok," gelakmu
Mungkin waktu itu adalah sebuah lampau
Ketika sebuah siang yang indah datang, sebelum lalu bergegas pergi