Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Daun Bambu Kering dan Bunga Berwarna Merah

30 April 2021   20:03 Diperbarui: 30 April 2021   20:07 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di antara daun-daun bambu yang gugur dan mengering di jalan kecil yang bertebaran sepi di terik siang

Akhirnya aku mempunyai sebuah kabar untuk disampaikan: aku telah sampai di dekat dua bangku kosong

"Benar, kah?" tanyamu kemudian

Aku menunggu waktu untuk menyusuri jalan kecil itu lagi, pada sebuah lusa

Ketika jalan kecil itu terasa sepi di keramaian
Terasa lengang di keriuhan
Meski lusa kamu belum tentu melintasinya

"Kita selalu memiliki hari yang berbeda," katamu kemudian

Siang sudah semakin terik
Pelepah-pelepah pisang melayu lebih cepat
Daun-daun bambu kering tertumpuk-rapat di rumah tua

Angin sedang tidak menyerta kabar

"Aku di meja kecil memanjang dengan permukaan dingin," kataku sambil mengira sebuah kebetulan

"Milikmu adalah hari ini, dan milikku adalah besok," gelakmu

Mungkin waktu itu adalah sebuah lampau
Ketika sebuah siang yang indah datang, sebelum lalu bergegas pergi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun