Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Tentang Jarak

25 Februari 2020   20:54 Diperbarui: 25 Februari 2020   20:53 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seberapakah perjalanan paling jauh yang dapat dilakukan?

Aku menengarai sejauh lebar ruas jalan dengan dua jalur arah kendaraan yang bersilang-arah

Atau sejauh serak suara saxophone yang hilang tertiup angin selatan?

Jauh seringkali bukan tentang jarak
Seperti dekat bukan tentang letak

Seperti juga keberangkatan yang pada awalnya menjauh, pada akhirnya hanya kembali ke tempat semula

Pada akhirnya memang tidak ada keberangkatan pun kedatangan

"Itulah perjalanan terjauh yang dapat dilakukan, hanya selebar jalan yang bersilang-arah," katamu sambil bergegas sebelum sore tiba

Hujan tiba-tiba berdatangan lagi
Menyambung malam dengan pagi
Menggabungkan siang dengan sore

"Air juga menggenangi jalan-jalan kecil yang kulalui," keluhmu di antara gelak

Ah, bukankah kita sudah jenuh membedakan keluh dan gelak
Juga bosan menandai kegembiraan dan kesedihan

Rupanya kita lebih senang menyatukan keduanya: keluh dan gelak, gembira dan sedih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun