Aku menengarai sejauh lebar ruas jalan dengan dua jalur arah kendaraan yang bersilang-arah
Atau sejauh serak suara saxophone yang hilang tertiup angin selatan?
Jauh seringkali bukan tentang jarak
Seperti dekat bukan tentang letak
Seperti juga keberangkatan yang pada awalnya menjauh, pada akhirnya hanya kembali ke tempat semula
Pada akhirnya memang tidak ada keberangkatan pun kedatangan
"Itulah perjalanan terjauh yang dapat dilakukan, hanya selebar jalan yang bersilang-arah," katamu sambil bergegas sebelum sore tiba
Hujan tiba-tiba berdatangan lagi
Menyambung malam dengan pagi
Menggabungkan siang dengan sore
"Air juga menggenangi jalan-jalan kecil yang kulalui," keluhmu di antara gelak
Ah, bukankah kita sudah jenuh membedakan keluh dan gelak
Juga bosan menandai kegembiraan dan kesedihan
Rupanya kita lebih senang menyatukan keduanya: keluh dan gelak, gembira dan sedih
"Datanglah ketika hujan sudah tidak lebat lagi, saat sehelai daun pisang sudah cukup untuk tidak membuat kuyup," katamu dari sisi jauh dalam gelak yang menyerupai keluh
Serupa caraku memanggilmu tanpa suara
Seperti huruf yang melompat begitu saja ketika papan keyboard terantuk ujung-ujung jari
| Kalasan | 25 Februari 2020 | 20.17 |