hari itu semua kelas kembali jamkos, jadi Anzel dan teman-temannya berkumpul di pojok kantin seperti biasanya.Â
"Hei, katanya akan ada murid baru lagi." Aethev memberi tahu ke yang lainnya setelah ia melihat berita tersebut di sosial media sekolaahnya.Â
"Wow, sepertinya belakangan ini banyak murid baru ya. namanya siapa saja?" Danial yang pertama merespon, ia segera tertarik dengan berita tersebut.
Aethev diam sejenak. "Ada tiga murid. Erilyn Shiara Niken, Eleazar Austin Arrasya, dan Zuriel Arion Tyler."
"Wah, sepertinya seru! ayo kenalan sama mereka, Sher!" Nathaniel berseru dan menarik lengan Sherlya.
Sherlya yang tiba-tiba lengannya ditarik pun terkejut. "Tu, tunggu. aku kan belum bilang ayo!?" tapi Nathaniel tidak peduli dan tetap menarik lengan Sherlya.
setelah kepergian dua wanita itu dari kantin, semuanya kembali dengan topik mereka masing-masing. asik berbincang satu sama lain dan berbagi canda tawa. sampai akhirnya Louisse menyadari ada yang salah.
"Zel? kamu kenapa?" teman-temannya yang lain pun ikut menoleh, sekarang semua mata tertuju padanya.
namun Anzel yang wajahnya terlihat pucat pasi dan mengeluarkan keringat dingin, segera menggeleng. "Tidak, aku tidak apa-apa..." ia membalas, namun itu tidak menyakinkan teman-temannya yang khawatir.Â
"Anzel, kalau kamu ada masalah, kamu bisa menceritakannya pada kita. bukankah kita teman?" Anzel awalnya ragu, namun karena ia terlihat tidak sanggup, Arzachel menggantikannya bercerita.
dulu sebelum orang tuanya bercerai, Anzel adalah anak kedua. ia memiliki seorang kakak laki-laki yang bernama Zuriel, namun kakaknya itu tidak pernah menganggapnya sebagai adik kandungnya. sedangkaan Ayahnya, yang memiliki dua anak kembar dengan selingkuhannya, Erilyn dan Eleazar. dan karena keberadaan dua anak kembar tersebut, keberadaan Anzel semakin tidak dianggap dan tersingirkan. awalnya kakaknya hanya mengabaikannya saja, meski Anzel berusaha agar mendapat perhatian kakaknya. namun pada suatu hari, ketika mereka sedang berlibur, Anzel tanpa sengaja mendorong Erilyn jatuh ke kolam, dan karena Erilyn tidak bisa berenang, Zuriel lah yang harus menolong Erilyn untuk naik. dan sejak saat itulah kakaknya mulai berubah. kakaknya mulai memakinya, juga memukul Anzel jika ia dekat-dekat dengan si kembar. Anzel juga berkali-kali meminta maaf pada Erilyn, ia sendiri tidak mempermasalahkan kesalahan Anzel. namun kakaknya itu tetap menjauhinya. ibu mereka juga sudah tidak tahan dengan kondisi keluarga mereka, memutuskan untuk meminta surat cerai. sejak saat itu, Anzel mulai jarang menemui Zuriel. dan jika mereka bertemu, kakaknya itu hanya akan mengabaikannya atau memakinya.