Mohon tunggu...
dian saputra
dian saputra Mohon Tunggu... Konsultan - Motivator Indonesia

Lembaga Training SDM dan Bisnis di Indonesia Hotline 081249758328 atau Kunjungi www.dian-saputra.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Motivasi dari Motivator lampung "Prinsip Family Excellence 1"

7 Februari 2021   14:13 Diperbarui: 7 Februari 2021   14:25 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

NLP mempunyai banyak asumsi dalam memandang sebuah kehidupan ini. Hal ini bisa kita jadikan acuan dalam membangun keluarga yang  bahagia. Tak perlu berkecil hati dulu. Jika selama ini masih sering terjadi pertengkaran, perselisihan dengan anggota keluarga maka bisa jadi masih ada banyak prinsip yang kurang pas sehingga terjadi hal tersebut.  

Silahkan Anda renungi saja perjalanan kita bersama keluarga selama ini, tak perlu mencari kebenaran yang kita anggap kebenaran yang sejati. Karena hal itu mutlak milik Sang maha Pencipta. Seperti yang disampaikan Oleh Motivator Lampung bahwa Kesalahan Manusia ketika mencari sebuah kebenaran ia justru lupa mencari cara bagaimana manusia lainnya mau menerima kebenaran tersebut sesuai dengan jalan pemikirannya. Inilah awal perselisihan antar manusia yaitu saling mengklaim sebuah kebenaran. Maka dari itu yuks kita sama-sama renungi beberapa asumsi NLP yang bisa kita gunakan untuk membangun Family Excellence. Are You Ready ?....

  1. Apa yang Anda pikirkan tidaklah sama dengan Realita

Dalam sebuah keilmuan NLP yang dikuasai Oleh motivator Lampung berasumsi, "The Map is not the Theritory". Apa maksud dari asumsi tersebut? Anda tentunya juga masih ingat kan Mind & Behaviors Concept alias Proses manusia menerima informasi hingga tercipta sebuah perilaku. Dalam proses penerimaan informasi dan mengelolahnya manusia mengalami proses penghapusan alias deletion, dan menyamarataan atau generalization. Nah dengan proses tersebut kita jadi tahu bahwa informasi yang masuk dalam pikiran kita ini sudah tidak sama dengan informasi yang sesungguhnya. Dan tentunya hasil dari proses olah informasi tersebut juga tidaklah sama dengan realita sebenarnya. Inilah salah satu fenomena the map is ot the theritory yaitu apapun yang kita pikirkan tidaklah sama dengan realita sebenarnya. Contoh yang lainnya adalah Anda tentu pernah mengalami fenomena salah sangka, salah persepsi, atau mengira yang terjadi A tetapi hasilnya ternyata B. Kita menilai orang lain buruk terhadap kita ternyata Orang tersebut justru membantu kita. Nah itulah salah satu contoh fenomena the map is not theritory.

Pertanyaan saya selanjutnya. Saat anda memunculkan persepsi atau pemikiran negatif yang ada dalam pikirkan tersebut, apa perasaan yang muncul pula saat itu? Yups...tentunya perasaan yang muncul itu juga perasaan negatif kan? Dan begitu pula dengan perilaku yang muncul yang cenderung menghindari orang tersebut atau justru melawannya. Benar kan?

Menurut Dian Saputra Ternyata inilah yang sering mengganggu kebahagiaan kita. Saat mendengar fitnahan, kita langsung marah dan tidak terima difitnah. Saat mendengar kritikan, kita acuh dan balik kritik orang tersebut. Nah setelah kita tau proses dalam Mind & Behavior Concept maka kita bisa tau bagaimana cara kita menghadapi fenomena tersebut.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun