Mohon tunggu...
Diana Nabilah
Diana Nabilah Mohon Tunggu... Pembelajar

Belajar menulis dengan menghimpun ekspresi melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Urip iku Urup

13 Mei 2025   09:28 Diperbarui: 13 Mei 2025   09:28 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: dokumen pribadi

Urip iku Urup

Hidup bukan sekadar ada
tapi menyala,
menerangi semesta meski kecil cahaya.

Jadilah pelita di tengah gelap,
bukan karena ingin dikenal,
tapi karena sadar:
sebaik-baiknya manusia adalah yang memberi manfaat
bagi yang lain, tanpa pamrih, tanpa syarat.

Jangan lelah berbuat baik,
meski balas tak selalu datang sebaik niat.
Meski hanya dicari saat butuh,
dan dilupakan setelah keluh reda perlahan luruh.

Jangan kecewa saat disia-siakan,
karena kebaikan tak untuk ditimbang dalam timbangan manusia---
namun diukur dalam pandangan Tuhan,
yang Maha Tahu isi hati dan jalan perjuangan.

Bukankah kita pun begitu pada-Nya?
Mendadak khusyuk saat hati dilanda gundah,
lantas perlahan lupa saat hidup terasa ramah.
Kita datang hanya ketika butuh,
padahal kasih-Nya tak pernah surut meski kita menjauh.

Maka biarlah kita tetap menjadi terang,
meski tak selalu dipandang.
Biarlah kebaikan jadi warisan,
meski tak selalu disebut dalam ucapan.

Karena hidup sejati adalah memberi,
bukan menanti balasan yang pasti.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun