Mohon tunggu...
Diana Arnita
Diana Arnita Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Akuntansi

Syukuri Jalani Nikmati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Rindu

20 September 2020   20:48 Diperbarui: 20 September 2020   20:52 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Entah kenapa baru kali aku membenci malam
Lagi-lagi rindu datang tanpa salam
Malangnya rindu diperuntukan pada yang tak akan datang
Aku tahu bahwa tak seharusnya aku merasakannya
Padanya yang sudah terpilih untuk pergi terlebih awal
Tersirat dalam lamunan ini
Menggapai mimpi di ujungnya sepi
Berharap dia datang untuk menemani
Menghitung bintang menyapa sang rembulan
Bagai raja ilusi menguasai pikiran
Mengoyak aliran darahku
Menusuk tepat di jantungku
Aku merindukannya
Merindu sebuah nama yang sudah tertulis di batu nisan
Raganya tak mampu lagi kembali selalu ada
Tangannya tak bisa lagi mengenggam
Pundaknya tak bisa lagi menyediakan sandaran
Tuhan bukan aku tidak bisa melepaskan seperti seharusnya
Aku hanya merindu dan belum terbiasa tanpanya
Segenggam doa ku peruntukan dia
Semoga Firdaus menjadi kado terindahnya
Dan semoga kebaikan menjadi kenangan indah untuk kita

Gunungkidul, 20-09-2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun