Entah kenapa baru kali aku membenci malam
Lagi-lagi rindu datang tanpa salam
Malangnya rindu diperuntukan pada yang tak akan datang
Aku tahu bahwa tak seharusnya aku merasakannya
Padanya yang sudah terpilih untuk pergi terlebih awal
Tersirat dalam lamunan ini
Menggapai mimpi di ujungnya sepi
Berharap dia datang untuk menemani
Menghitung bintang menyapa sang rembulan
Bagai raja ilusi menguasai pikiran
Mengoyak aliran darahku
Menusuk tepat di jantungku
Aku merindukannya
Merindu sebuah nama yang sudah tertulis di batu nisan
Raganya tak mampu lagi kembali selalu ada
Tangannya tak bisa lagi mengenggam
Pundaknya tak bisa lagi menyediakan sandaran
Tuhan bukan aku tidak bisa melepaskan seperti seharusnya
Aku hanya merindu dan belum terbiasa tanpanya
Segenggam doa ku peruntukan dia
Semoga Firdaus menjadi kado terindahnya
Dan semoga kebaikan menjadi kenangan indah untuk kita
Gunungkidul, 20-09-2020