Mohon tunggu...
Diana Lieur
Diana Lieur Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma orang biasa

No matter what we breed; "We still are made of greed"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Sudahkah Kita Menjadi Nyata di Dunia Maya?

25 November 2018   16:03 Diperbarui: 25 November 2018   18:36 1222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Skylineg.com

Sebelum dunia maya hadir, selain hidup di dunia nyata, manusia juga biasa hidup di dalam dunia mimpi lho, dan hal tersebut hanya bisa direfleksikan melalui lamunan, atau tidur seharian dari malam ketemu malam, kecauli bagi mereka yang nekat, hehee.

Namun, semenjak dunia maya hadir dan semakin dikenal oleh berbagai kalangan masyarakat, sepertinya bagi mereka yang sulit menerima kenyataan dan senang hidup di dunia mimpi tak perlu lagi berlama-lama hidup dalam lamunan atau tidur seharian untuk membayangkan sosoknya yang jauh dari kenyataan. Karena di dalam dunia maya, kita bisa menjadi siapa saja yang kita inginkan.

Sudahkah kita menjadi nyata di dunia maya ?

Meski dunia maya adalah wadah yang cocok bagi mereka yang terbiasa hidup di dunia mimpi, atau bisa dikenal saat ini adalah halu (halusinasi), namun untuk menjadi siapa saja di dunia maya tentulah bukan hal yang mudah diwujudkan. Kecuali, kalau seseorang sudah menguasai salah satu kuncinya, yakni perspektif masyarakat. Dan pengertian masyarakat disini adalah mereka yang turut terhubung satu sama lain di dunia maya ya.

Dalam meyakinkan atau membentuk prespektif masyarakat ini lah, kadang seseorang harus dibuat susah payah untuk menutupi sebuah kenyataan yang ada di dalam hidupnya.

Untuk mempermudah dalam menjelaskan hal tersebut, maka seperti biasa, saya akan menceritakan sedikit pengalaman saya menyangkut tulisan ini.

Yakni, saat itu teman saya sedang berkunjung ke rumah memberikan hadiah karena ia tak sempat hadir di acara wisuda saya. Dan kami sempat curhat ngalor ngidul di kamar, hingga sampailah pada membicarakan salah satu teman kami (sebut saja si A) yang kuliah di universitas ternama.

Secara penampilan si A ini memang sangat mewah di dunia maya, dan kebetulan sekali teman saya yang sedang curhat ini memang tetanggaan dengan si A.

Menariknya adalah di tengah pembicaraan kami, teman saya ini  kembali bercerita bahwa ia masih rutin sekali mengadakan acara kumpul-kumpul di lingkungan rumahnya termasuk bersama si A.

Namun berbeda dengan orang-orang pada umumnya yang sering memposting kegiatan kumpul atau sosialitanya di dunia maya, sedangkan si A sama-sekali tak pernah memposting keadaan teman-temannya di lingkungan sekitar rumah.

Hingga pada salah satu acara, tiba-tiba si A dikagetkan dengan ucapan teman saya yang mengatakan kalimat seperti ini "Coba dong, sekali-kali lo post video kita-kita lagi ngumpul bareng di instagram lo, atau bilang aja lo malu kan sama temen-temen kuliah lo ?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun