Mohon tunggu...
Diah Pranitasari
Diah Pranitasari Mohon Tunggu... Dosen

Strategic Management, Human Capital Management

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Organizational Citizenship Behavior

5 Juli 2025   22:10 Diperbarui: 7 Juli 2025   21:57 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Faktor internal yang berasal dari dalam diri karyawan, seperti:

  • Kepuasan kerja
  • Komitmen terhadap organisasi
  • Kepribadian moral
  • Motivasi intrinsik 

2. Faktor eksternal yang datang dari luar individu, misalnya:

  • Gaya kepemimpinan atasan
  • Tingkat kepercayaan terhadap pemimpin
  • Budaya organisasi yang mendukung

Dari sini, jelas bahwa OCB lahir dari interaksi antara apa yang dirasakan karyawan dan bagaimana lingkungan kerjanya terbentuk.

 

Manfaat Organizational Citizenship Behavior

Meski tidak wajib, OCB memberi banyak manfaat bagi individu maupun organisasi. Verlinden (2023) menjelaskan sejumlah dampak positif yang muncul ketika karyawan secara sukarela menunjukkan perilaku ini:

  • Meningkatkan moral dan semangat kerja
  • Membuat pekerjaan terasa lebih bermakna
  • Memacu kinerja dan produktivitas karyawan
  • Mempererat hubungan sosial antar rekan kerja
  • Mengurangi stres di tempat kerja
  • Menumbuhkan rasa kebersamaan
  • Meningkatkan citra positif organisasi

Dengan kata lain, OCB menciptakan iklim kerja yang sehat sekaligus mendukung pencapaian tujuan bersama.

 

Dimensi-Dimensi OCB

Somech & Drach-Zahavy (2004) merinci OCB dalam lima dimensi utama yang bisa dikenali dalam perilaku sehari-hari di kantor:

  1. Altruism (Perilaku Menolong)

Tindakan sukarela membantu rekan kerja yang mengalami kesulitan dalam tugas atau persoalan pribadi. Contohnya, membantu menyelesaikan pekerjaan rekan yang sakit tanpa diminta.

  1. Conscientiousness (Kesungguhan dalam Bekerja)

Perilaku bekerja melebihi standar minimum yang ditetapkan organisasi. Misalnya, mengambil inisiatif meningkatkan kompetensi, mengikuti pelatihan tambahan tanpa diwajibkan, atau bekerja lebih teliti daripada yang diminta.

  1. Sportmanship (Toleransi yang Tinggi)

Sikap positif menerima kondisi kerja yang kurang ideal tanpa banyak mengeluh. Misalnya, tetap profesional saat menghadapi kebijakan baru yang tidak menyenangkan.

  1. Courtesy (Bersikap Sopan)

Upaya menjaga hubungan baik dan mencegah konflik interpersonal. Contohnya, memberi informasi lebih awal agar rekan kerja tidak mengalami masalah atau kesalahpahaman.

  1. Civic Virtue (Mengedepankan Kepentingan Bersama)

Partisipasi aktif dalam kegiatan organisasi dan menunjukkan kepedulian terhadap keberhasilan bersama. Misalnya, ikut rapat-rapat penting dan memberikan ide konstruktif demi kemajuan perusahaan.


Dari uraian ini, dapat disimpulkan bahwa OCB adalah perilaku pilihan yang dilakukan di luar kewajiban kerja formal, namun justru menjadi fondasi bagi organisasi yang sehat, produktif, dan harmonis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun