Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bermasalah dengan Back Talk Remaja? Mari Belajar dari Raditya Oloan-Joanna Alexandra

17 Mei 2021   15:30 Diperbarui: 27 Juni 2021   14:41 1506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: secure attachment mampu menumbuhkembangkan emotional intelegence | via freepik.com

Ketimpangan komunikasi antara orangtua (entah itu ayah atau bunda) kepada anak remajanya seringkali diidentikkan dengan lingkungan sekitar yang dianggap lebih banyak mempengaruhi dunia anak. 

Terlebih pada beberapa dekade terakhir, kala produk teknologi berjuluk hp semakin sering menggelayuti pertumbuhan jiwa anak-anak di masa pandemi.

"Mau gimana Miss, nek saya ga kasih anak-anak hp, trus saya komunikasi sama mereka pake apa? Sementara sekarang semua akses pendidikan dia pake sistem online," celetuk salah satu orangtua yang sempat saya temui dalam satu sesi meeting kami.

Namun, sebelum terlampau jauh kita menyalahkan penggunaan teknologi (karena ada pula manfaat yang anak-anak dapatkan dari kepintaran teknologi), maka mari terlebih dahulu mari, kita menilik sejauh manakah secure attachment yang kita berikan pada anak-anak selama ini.

Seberapa banyak pelukan yang pernah kita beri sebelum masa remaja mereka? Hormon oksitosin yang pernah dirasakan anak dari pelukan tulus orangtua mempunyai durasi yang lebih panjang dari pada serangkaian dopamin yang muncul saat anak menonton suguhan media sosial.

Lalu apa yang dapat kita lakukan untuk menumbuhkan kembali secure attachment pada anak remaja? Setidaknya ini langkah yang dapat kita ambil, Parents....

1. Kurangi ekspektasi kepada anak
Orangtua mana yang tidak senang apabila anak-anaknya menjadi penurut, hormat, dan taat pada orangtua? Pasti kita semua menghendaki hal yang sama. 

Namun, dalam pertumbuhannya orangtua perlu mengurangi ekspektasi bahwa anak-anak harus selalu patuh pada setiap anjuran orangtua. 

Perkembangan kognitif remaja dan kebutuhannya untuk memenuhi tugas di masa remaja membuat anak-anak membutuhkan ruang untuk bereksplorasi. Beri mereka ruang untuk melakukan eksplorasi. 

2. Cobalah untuk mengubah pola asuh sesuai dengan kebutuhan anak
Sama seperti kebutuhan makan bagi anak-anak yang semakin berkembang dan bervariasi seiring pertumbuhan mereka, demikian pula kebutuhan afirmasi bagi anak-anak remaja akan berbeda dengan saat mereka masih balita.

Apakah orangtua perlu up to date pada informasi kekinian menyangkut remaja? Well, saya sarankan, perlu. Tuntutan hidup bersosialisasi di masa sekarang tentu sangat berbeda dengan masa dua dekade yang lalu, bukan? Semua butuh untuk berproses.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun