Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mari Belajar Memberi Pujian dan Komentar Positif

6 Maret 2024   07:07 Diperbarui: 6 Maret 2024   07:11 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pujian menumbuhkan optimisme. Sumber: https://www.indeed.com/career-advice.

Psikolog Henry H. Goddard melakukan penelitian seputar energi dalam diri anak-anak menggunakan instrumen "ergograf". Temuan dari penelitian ini sangat memberi wawasan dan inspirasi terkait pergerakan gelombang energi dalam diri anak-anak. Ketika anak-anak yang sedang dalam kelelahan diberi pujian atau penghargaan, maka ergograf memberikan sinyal kuat terkait peningkatan gelombang enargi. Sebaliknya, ketika anak-anak dikritik atau diberi komentar pedas bahkan cenderung menjatuhkan, maka ergograf menunjukkan energi anak-anak merosot tajam.

Penemuan ini memberikan referensi yang baik tentang bagaimana bersikap terhadap orang lain. Tubuh sebagai tatanan biologis dan psikologis mampu merespon berbagai stimulus dari eksternal sebagai sebuah reaksi yang berpengaruh dalam tatanan sosial. Menjadi jelas bahwa pujian, penghargaan, komentar positif dan sejenisnya mampu memberikan motivasi, kelegaaan, semangat, kegembiraan, dan optimisme. Sebaliknya, kritik pedas, komentar negatif, intimidasi, tekanan, dan sejenisnya memberikan dampat pada rasa rendah diri (minder), putus asa, pesimis, marah, sedih, dan merasa tak berguna.

Komentar positif berpengaruh pada karakter. Sumber: https://www.ascd.org
Komentar positif berpengaruh pada karakter. Sumber: https://www.ascd.org
Lingkungan sejatinya sangat memberikan pengaruh pada reaksi yang muncul dari setiap pribadi, bahkan mampu membentuk karakter tertentu. Seorang anak dalam keluarga yang terbiasa dimarah, tidak diberi tanggung jawab, disalah-salahkan, dan jarang diarahkan maka anak akan bertumbuh ke arah negatif. Anak-anak yang hidup dalam lingkaran lingkungan seperti itu akan bertumbuh menjadi anak pemarah, tidak percaya diri, tidak mandiri, agresif, dan seenaknya sendiri dalam bertutur serta bersikap.

Di sisi lain, anak yang dalam keluarga biasa dimengerti, diajak berbicara, diberi tanggung jawab sesuai tingkat usianya, didukung, dan ditunjukkan hal-hal yang baik maka anak-anak dalam keluarga tersebut menjadi anak yang berkembang positif. Mereka bertumbuh menjadi anak yang sabar, dewasa, mandiri, percaya diri, dan mengerti tentang sopan santun dan tata krama dalam kehidupan sosial.

Lebih dalam melihat pengaruh lingkungan pada perkembangan pribadi dan karakter, juga terjadi pada orang dewasa. Komunitas, persahabatan, lingkungan kerja, dan tim di mana orang-orang dewasa berada juga memberikan dampak positif maupun negatif seiring dengan bagaimana dinamika dalam kelompok tersebut.

Akhirnya, penting bagi kita memulai dari diri kita masing-masing untuk memberikan stimulus positif pada diri kita masing-masing sehingga peningkatan gelombang energi dalam diri begitu besar. Dengan demikian, pribadi yang positif akan mampu memberikan stimulus yang positif juga pada sesama sehingga terbentuk lingkungan yang kondusif, produktif, dan saling mengembangkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun