Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebulir Maaf

24 Mei 2020   13:38 Diperbarui: 24 Mei 2020   13:29 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Mulai kutulis kembali butir dalam kertas bertajuk nadir, dari kata yang tiada jenuh mengalir

Kutulis kembali dari hati bernama nurani, membawa dzikir dalam balutan imani, ketika cinta menjadi bahasa ilahi nan murni

Kutuliskan kembali kepada sanak, handai, sahabat, dan kerabat, sebab mulut demikian jemari telah berbebat taubat, bilamana hari mendekati kiamat, ataukah kematian mulai merambat mendekat, bersama uzur yang tak mungkin melambat, bahkan mungkin semakin cepat

Kutuliskan lagi kepadamu wahai engkau yang merasa risau, karena ucapanku yang sering meracau, atau jemariku yang pernah merangkai kata-kata kacau, hingga hatimu riuh oleh cua yang berkicau

Kutuliskan lagi tanpa kata indah, karena aku bukan pujangga penyemai kata megah, aku hanyalah kerikil yang mencoba berbenah, untuk kembali berharap menjadi fitrah

*Solo.... Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi seluruh teman, sahabat, rekan dan kawan Kompasianer jg admin K yang sedang merayakannya, mohon maaf bila dalam artikel atau komen saya ada kesalahan yang sering tak disengaja, juga buat admin K...mohon maaf sedalam-dalamnya yha...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun