Hal lain yang tak kalah penting dalam suksesi sebuah komunikasi adalah pengaruh instrumen komunikasi.
Mari kembali ke masalah komunikasi kita. Problematika masyarakat 4.0 sekarang ini adalah seputar individualisme. Rasa ingin menikmati waktu dengan diri sendiri menjadi semakin tinggi. Tuntutan kebersamaan dan berbagi sepertinya menjadi hal yang luar biasa.
Seorang teman pernah berkelakar pada saya, "Ya, itulah kita hidup di masa serba online. Komunikasi lewat chat, sangat rentan dengan peliknya kesalahpahaman antar-komunikan. Padahal jika bertemu biasa, face to face, ya biasa ga ada masalah...."
Dan masih banyak ragam komunikasi khususnya pada pasangan suami istri menjadi terhambat, bahkan berakhir dengan pertengkaran. Lalu, bagaimana seharusnya kita menyikapinya?
Kemajuan teknologi dan kecanggihan alat komunikasi sebenarnya bukan hanya hadir sebagai faktor penghambat, namun juga instrumen yang dapat kita gunakan untuk membangun komunikasi dengan pasangan kita.Â
Akan tetapi pastikan dahulu, nomor yang kita kirimi pesan sayang adalah pasangan kita, dan bukan pria atau wanita lain....hehehe...bisa salah kejadian tuuuh ....
Seorang teman kantor saya yang lain mempunyai pengalaman menarik dengan pasangannya, yaitu bagaimana cara mereka saling menjalin komunikasi dengan baik. Ia dan suaminya seringkali mengandalkan gawai untuk bertukar kabar.Â
Sementara sang suami bekerja di luar kota (terkadang harus pergi selama berhari-hari) untuk tuntutan pekerjaan, maka teman saya ini yang terkadang menelefon untuk menanyakan apakah sudah sarapan atau belum, apa flu yang diderita sang suami sudah mereda, dan hal-hal positif lainnya.Â
Begitu pun sang suami yang selalu mengunggah status kemesraan mereka berdua dalam status akun medsosnya.
Pengantin mudakah mereka? Bukan. Usia pernikahan mereka sudah lebih dari lima tahun. Memang belum begitu lama, belum mencapai puluhan tahun. Namun selama masa pernikahan tersebut apakah tak ada pertikaian dan perbedaan pendapat diantara mereka? Sering.
"Lalu bagaimana mereka mau meredam pertikaian yang terkadang terasa hebat?" tanya saya di sela makan siangnya.