Urap atau kalau di Jawa sering disebut Gudangan, merupakan hidangan yang terdiri dari beragam sayuran yang sudah direbus lalu dicampur dengan bumbu urap yaitu kelapa muda parut yang sudah diberi bumbu.
Gudangan biasa diartikan sebagai gudange duit atau gudangnya uang. Yang memiliki makna sebagai bentuk rasa syukur atas berkah dan rezeki yang telah diberikan selama ini. Maka tak heran menu gudangan dipakai sebagai salah satu menu untuk Bancakan yaitu suatu tradisi kenduri, selamatan atau kumpul-kumpul makan bersama.
Terlahir dari keluarga Jawa dan tinggal di Jawa, membuat saya tidak bisa lepas dari tradisi Bancakan terutama salah satu menunya yaitu gudangan atau urap karena sering disajikan juga dalam bentuk tumpeng untuk memperingati hari kelahiran.
Di hari raya Idul Fitri keluarga saya termasuk saya sendiri masih ada yang menyuguhkan gudangan sebagai menu tambahan di hari Lebaran. Beberapa kerabat sepuh (sudah lanjut usia) kadang memilih menu urap ini untuk menghindari makanan berkolesterol tinggi yang bersantan dan berlemak.
Disamping kaya kandungan serat dan bergizi tinggi, gudangan juga menyehatkan karena cara memasaknya tanpa di goreng karena itu juga disukai oleh anak-anak. Gudangan enak disajikan dengan berbagai pelengkap seperti telor rebus, tahu tempe bacem atau goreng, gereh (ikan asin) dan rempeyek atau kerupuk karak.Â
Beberapa orang takut menyajikan menu urap atau gudangan ini karena tidak tahan lama alias cepat basi karena menggunakan kelapa parut sebagai bumbu urapnya. Ada tips dan resep warisan turun-temurun dari keluarga agar gudangan dapat tahan lama. Simak resepnya berikut ini. Selamat mencoba!
Bahan - bahan (Untuk 3- 5 porsi)
1. 1 butir kelapa muda diparutÂ
2. 1 ikat bayamÂ
