lihatlah pagi, kala ia tak sepakat dengan malam,
saat anak manusia mulai meretas hari diatas mimpi semalam yang menggulung lidah hujan dalam dekapan bumi
berjalan di atas teduhnya angan, rambati sapa pada rimbunan masa yang saling bertautan
rindu...
apa katanya saat ini? di atas mulut manisnya yang berbau sabda semesta memukul langit yang tak jua nampakkan kartika
cobalah berbisik...
tanyakanlah kepada kabut yang menudungi wanita di atas rembulan, yang berkaca pada sungai bening bernama cinta, apakah itu asmara?
rasakan belaiannya ringan....
layaknya matahari yang mengusir embun pagi, usai mencair dan menuruni daun demi daun, menuju pelukan bumi yang lama menantinya
lihatlah pagi....
kini menjelma dalam bungkusan nafas kelana angin, memaku keheningan di atas papan pujaan bawana, menorehkan hasrat cakrawala di pelupuk mata senja
*Solo, saat pagi menggeser malam, dan tergeser senja...