Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ia Raja Pesisir, Aku Raja Pedalaman [Part 3: "Old Castle"]

11 Oktober 2019   12:00 Diperbarui: 11 Oktober 2019   12:12 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: smartvoyageur.com

"Tidak, tidak. Akulah yang seharusnya menghormat. Terimalah hormat hamba, Tuanku.," aku sungguh kikuk. Aku gagu. Tak tahu apa yang harus kulakukan. 

"Tuan Dunberg maaf kami mengganggu kenyamanan Anda. Tapi waktu penantian itu telah habis. Ada beberapa hal penting yang harus saya katakan pada Anda, Tuan," kata Thea

"Baiklah. Mari kita bicarakan ini di ruangan saya," ajak Tuan Dunberg, yang kemudian membawa kami pada sebuah ruang yang lebih mirip ruang kerja bagiku. Lalu katanya lagi, "Duduklah. Katakan ada apa?"

" Tuan, mereka sudah memulai invansi di bumi. Sebagian kecil manusia mulai mereka habisi. Ini seperti ramalan yang ada dalam buku Zenith kita."

Tuan Dunberg menghela nafas sebentar. Tak ada yang diucapkannya. Ia masih duduk di kursi empuknya di belakang meja. Entah apa yang dipikirkannya. Jari telunjuknya berulangkali ia sentuhkan di depan hidungnya yang besar.

"Semua memang harus terjadi. Dan ini adalah waktunya. Kalau begitu, kita harus segera bergegas menyusun rencana Thea. Tuan Putri harus segera naik ke tahta," ujar Tuan Dunberg.

"Ya, tapi ada beberapa hal. Tuan Putri ini belum tahu sedikit pun tentang istana dan dunia kita,"

"Oh ya? Dan..."

"Dan saya pikir, Tuan Dunberg adalah orang yang tepat untuk mengajarkan beberapa hal tentang kerajaan Fillya dan apa yang saat ini kita hadapi, Tuan,"

Kembali Tuan Dunberg terdiam. Kali ini ia memandangku. Oh, aku yang sedari tadi diam, mencoba memahami semua, jadi merasa tolol dan linglung. Apalagi lelaki tua berjanggut abu-abu itu memandangiku dengan wajah yang sangat serius. 

"Baiklah. Ia boleh tinggal di sini. Ini tempat yang paling aman dari serangan pasukan Lumira. Jemput dia beberapa saat lagi," 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun