Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Risalah

23 September 2019   12:00 Diperbarui: 23 September 2019   12:33 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com/falco-81448

Dengungan itu pecah membahana di angkasa, merobek jiwa yang berharap akan tatanan yang lebih mulia

Ringkasan kata tak mampu lagi mencegah rasa. Bukan lagi rindu akan bayangan maya atau sebuah citra

Anak negri kembali bangun dari tidur, melonjak dengan ingin, gugat naluri putra bangsa, berduyun coba bangkitkan nalar penguasa

Berduyun-duyun rencana mulai tertata, opini simpang siur berjalan dalam laju dialektika  tanya sebagai simbol peka rasa

Sebagai pengingat, penggugat, ataukah sebagai alat pemurni postulat

Berlaksa rencana tertata, oh, haruskah tragedi ini kembali menjelma? Wahai sukma, apakah ini sebuah sandiwara? Apakah kita terseret ke dalamnya? Memainkan peran yang tercipta dari rasa frustasi yang terakumulasi?

Jalanan akan penuh sesak. Sesak dengan orasi dan rumpun kata yang tak terpelak. Sesak untuk terus berjuang dalam perdebatan dalam diri sendiri, tentang sebuah rasa nyaman dan arti diri

*Solo, tatkala risalah itu mengusik hati

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun