Pernahkah terbayang olehmu, jika aku mengucapkan kata maaf bagimu?
Pernahkah tiap bait puisi dalam batinmu, termaktub maksudku?
Sempat lewatkah kata-kata pergi saat kebahagiaanmu tinggal diam dalam hidup bersamaku?
Sebelum semua sirna, ijinkan aku berkata, "Maaf aku harus pergi,"
Sebelum kau mendesahkan kembali nafas hangat dalam indahnya pelukmu, ijinkan aku melepasmu
Mungkin karena telah tiba waktuku, menuntun harap dalam sebuah lembah kelam
Hingga tak kukenali lagi malam yang mengganti malam, senja yang menggeser mentari ke pelukan bulan, atau temaram lampu tua di ujung jalan tempat kita bertemu
Hingga tak lagi kutemui kata "kita" ketika kartika merenggut pagi yang biasa disapa.Â
Tiada lagi luruh nirmalamu dalam jumbai kebesaran asmara yang kau puja
Pernahkah engkau menyangka dalam segala waspada, kala aku yang adalah nafas dan jantungmu tak lagi kau jumpai bahkan dalam mimpi indahmu?
Kini, tuntunlah aku mengucap kata pasrah itu, biarkanlah aku menerima apa yang telah ada, yang ada, dan yang akan ada