Mohon tunggu...
Dhonnie Opang
Dhonnie Opang Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa Peternakan Universitas Nusa Cendana Kupang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

this life is a gift given by God

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Karakteristik Fisiologis dan Produksi Ternak Kuda dan Kerbau di Indonesia

29 November 2020   01:57 Diperbarui: 29 November 2020   03:37 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepala : relatif kecil dan bersih, tanduk tumbuh yang mula-mula arah caudo-lateral terus membelok ke dorso-medial seterusnya ke arah medio-cranial dengan warna hitam.

Leher : pada jantan tebal dan panjang, pada betina tipis panjang,

Tubuh : padat dan pendek, punggung lebar, dada berkembang baik dan lebar, ekor kecil dengan ujung warna putih, tinggi jantan 152 cm dan betina 132 cm, BB Jantan 566,9 Kg dan betina 430,9 Kg. BB anak baru lahir mencapai 32 -- 35 Kg,

Kaki : lurus pendek dan berkuku besar hitam,

Warna : hitam atau kelabu dan putih pada ujung ekor,

Ambing : bentuk dan ukuran baik, vena jelas, puting susu panjang dan produksi susu 22-27 Kg per hari dengan butter fat 7 %. 

Selain ke-4 breeds di atas, masih banyak kerbau-kerbau lain yang baik menghasilkan susu seperti kerbau Nagpuri (Ellichpuri) dengan kemampuan 5-8 Kg susu per hari. Di Indonesia juga terdapat kerbau yang biasa diperah yaitu di Sumatra, namun tidak banyak informasi serta belum berkembang ke luar daerah juga produksi susu masih rendah. Di Medan terdapat kerbau Murrah yang dipelihara oleh orang India untuk dijadikan Dadih (susu kerbau yang diasamkan dengan cara dicampur gula atau madu). Produksi susu kerbau Murrah ini berkisar 2-7 liter per ekor per hari dengan masa laktasi 11 bulan (Nasution, 1988). Dalam rangka meninggikan fat (lemak), maka susu kerbau dicampur dengan susu sapi. Kadar butter fat susu kerbau sangat tinggi yaitu 9,6 % dan protein 5,26 %. Krim susu kerbau dibuat Ghee (masakan penting bagi orang India). 

B. Mengukur Produksi Ternak Kerbau. 

Kerbau merupakan salah satu jenis ternak penting di Indonesia, kegunaannya sangat beragam mulai dari membajak sawah, alat transportasi, sebagai sumber daging dan susu, sampai dengan kulitnya digunakan sebagai bahan baku industri. Populasi ternak kerbau di Indonesia sekitar 2,5 juta ekor. Namun populasi ternak kerbau di Indonesia mengalami penurunan. Data selama tahun 1985-2001 menunjukkan bahwa populasinya menurun drastis dari 3,3 juta ekor pada tahun 1985 dan menjadi hanya 2,4 juta ekor di tahun 2001 atau mengalami penurunan populasi sebesar 26%. Namun demikian, populasi ternak kerbau di Pulau Sumatera agak meningkat dari 1,1 juta ekor menjadi 1,2 juta ekor di tahun yang sama atau mengalami pertumbuhan populasi sebesar 9%. Hal ini membuktikan bahwa kondisi alam dan sosial budaya masayarakat Pulau Sumatera memberi tempat yang layak untuk pengembangan ternak kerbau. Di Sumbar, ternak kerbau telah dipelihara dan dimanfaatkan sejak beberapa abad yang lalu dan menjadi bagian dari adat istiadat dan usahatani masyarakat setempat, terutama dalam mengolah sawah.

Ternak kerbau memiliki fungsi penting dan menjadi simbol kultur adat daerah Sumbar yang merupakan wilayah Kerajaan Minangkabau di masa lalu. Selain bantuan tenaganya untuk pengolahan sawah, daging dan susu kerbau merupakan hasil yang tidak kalah pentingnya. Sumbangan protein susunya bagi penduduk di Sumbar jauh lebih besar dari sumbangan protein yang berasal dari susu sapi. Data produksi susu menunjukkan bahwa produksi susu kerbau setiap hari dapat mencapai 4.100 liter. Apabila protein susu kerbau sebesar 5,26% maka setiap harinya tersedia sebanyak 216 kg protein yang berasal dari susu kerbau. Rekomendasi kecukupan protein hewani adalah 55 gram/kapita/hari yang diharapkan 11 gram berasal dari protein hewani. Dengan demikian, sumbangan protein hewani dari susu kerbau di Sumbar dapat memenuhi kebutuhan untuk 19.600 orang per hari, merupakan suatu nilai yang signifikan. Di beberapa tempat di Sumbar (Kabupaten Lima Puluh Kota, Agam, Tanah Datar, Sawahlunto/Sijunjung dan Solok), susu kerbau diolah menjadi dadih, yaitu fermentasi susu menggunakan tabung bambu yang sangat digemari sebagai makanan tradisional bernilai gizi tinggi dan hanya ditemui di Sumbar. Pemeliharaan Kerbau Ternak kerbau dipelihara sampai berumur 15-20 tahun, setelah induk kerbau tua dan tidak produktif lagi biasanya dipotong untuk tujuan konsumsi, tidak jarang setelah beranak lebih dari 10 kali. Namun kerbau jantan banyak dijual pada umur yang masih relatif muda untuk konsumsi. Rata-rata pemilikan sebanyak 2-3 ekor induk kerbau per KK, walaupun ada juga petani yang memiliki lebih dari 10 induk.

Pada umumnya petani memelihara ternak miliknya sendiri, disamping ada yang memelihara kerbau orang lain dengan sistem bagi hasil, apabila sudah beranak anaknya dibagi dua antara pemilik dan pemelihara. Kalau induk kerbau diperah maka hasil susunya buat pemelihara. Sistem pemeliharaan ternak hanya dengan cara mengandangkan ternak pada malam hari dan digembalakan pada siang hari di sawah-sawah atau diikat pindah di kebun dan di lahan penggembalaan. Umumnya petani menambah rumput alam yang dipotong dan diberi dalam kandang di sore hari. Ternak yang dipelihara secara ikat pindah selama siang hari maka biasanya pada malam harinya masih diberi tambahan berupa rumput potong sekitar 20 kg/ekor. Sedang bagi kerbau yang dikandangkan terus menerus, diberikan hijauan dua kali lebih banyak. Di beberapa tempat, kerbau dimandikan sekali sehari oleh anak-anak petani di waktu sore. Sesekali ternak kerbau juga diberi kesempatan untuk berkubang. Kerbau betina umumnya beranak pertama kali pada umur 4 tahun dengan lama kebuntingan 10,5 bulan. Bila pakannya cukup memadai maka 3-4 bulan setelah melahirkan induk kerbau biasanya sudah dapat dikawinkan lagi. Sebagian petani melaporkan jarak beranak selama 14 bulan. Namun umumnya ditemui bahwa usia kebuntingan induk sekitar dua bulan pada saat anak sudah berumur setahun. Dengan demikian jarak beranak menjadi 21 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat reproduksi kerbau hanya mencapai 60%. Apabila dikelola dengan baik maka jarak beranak dapat dipersingkat lagi, terutama dengan penyediaan pakan yang memadai bagi kebutuhan induk dan bagi produksi susunya. Petani mulai memerah susu induk apabila anak kerbau sudah berumur lebih dari satu bulan, berarti anak sudah mendapatkan cukup susu kolostrum yang sangat dibutuhkan di awal pertumbuhan anak karena mengandung antibodi yang tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun