Mohon tunggu...
Dhita Amalia
Dhita Amalia Mohon Tunggu... DHITA AP

DHITA AMALIA PERTIWI XII MIPA 3

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ecoenzyme, Hal Sederhana Dapat Mengubah Dunia

25 Februari 2022   13:35 Diperbarui: 25 Februari 2022   14:08 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setahun yang lalu, tepatnya akhir bulan November 2021 saya ditugaskan membuat ecoenzyme. Tugas ini sangat asing bagi saya, oleh sebab itu saya mencari tahu tentang ecoenzyme dan cara pembuatannya. Ternyata salah satu sampah yang sering berada di rumah adalah sampah organik. Sekarang kita bisa menyebut sebutan sampah organik menjadi sisa organik, karena ternyata sisa organik memiliki banyak sekali manfaat jika diolah dengan benar, misalnya dibuat menjadi pupuk kompos atau dibuat menjadi ecoenzyme. Cara pembuatan ecoenzyme ini pun sangatlah mudah, kita yang ada di rumah dapat langsung membuatnya.

Ecoenzyme sendiri merupakan cairan hasil dari fermentasi limbah dapur organik yang ada di rumah seperti ampas buah atau kulit buah dan sayuran. Cairan ini berwarna coklat gelap dan memiliki aroma asam/segar yang kuat. Namun, tak semua kulit buah bisa dijadikan ecoenzyme, kulit buah yang tidak bisa dijadikan ecoenzyme yaitu kulit buah durian dan kulit buah nanas. Hal tersebut dikarenakan kandungan gas pada buah durian dan nanas sangatlah tinggi, sehingga pada saat fermentasinya dapat meledak dan berujung gagal.

Ecoenzyme pertama kali ditemukan dan dikembangkan di Thailand oleh Dr. Rosukan Poompanvong yang aktif pada penelitian mengenai enzim selama lebih dari 30 tahun. Beliau menerima penghargaan dari FAO PBB atas penemuannya tersebut. Dan Dr. Rosukon Poompanvong merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik di Thailand.

Tujuan dari proyek ini untuk mengolah enzim dari sampah organik yang biasanya kita buang ke dalam tong sampah menjadi pembersih organik, atau sebagai pupuk alami dan pestisida yang efektif. volume sampah organik berupa sisa kulit buah pasti sangatlah melimpah di rumah. Nah, daripada dibuang begitu saja, kita bisa mencoba untuk mengolah sampah organik tersebut menjadi ecoenzim yang serbaguna.

Ecoenzyme memiliki segudang manfaat. Cairan ini merupakan cairan serbaguna yang bisa dimanfaatkan untuk bersih-bersih rumah, deterjen, pertanian, hewan ternak. Ecoenzyme pun dapat mengurangi dampak limbah makanan, mengurangi penggunaan bahan kimia, dan mempromosikan gaya hidup berkelanjutan. Tak hanya itu, cairan ecoenzyme berguna untuk mengusir hama dan melestarikan lingkungan.

Cara pengolahan ecoenzym sendiri sangatlah mudah, kita hanya membutuhkan air bersih, gula sebagai sumber karbon, sampah organic seperti kulit buah atau sayur yang belum diolah, dan wadah atau botol yang tertutup. dengan rasio pembuatannya yaitu 10:1:3 proporsi untuk buah. Dengan 10 untuk air, 3 untuk kulit buah, dan 1 untuk gula merah.

Bahan yang saya gunakan pada saat membuat ecoenzim adalah 500 ml air, 150 g kulit jeruk, 50 gram gula merah yang sudah diiris agar nantinya mudah larut, dan botol plastik bekas berukuran 1 liter. Cara pembuatannya yaitu:
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Potong/ iris gula merah hingga bubuk menggunakan pisaum
3. Kelupas semua kulit jeruk dan belah menjadi kecil-kecil agar kulit jeruk dapat masuk kedalam botol.
5. Masukan air Kedalam botol.
6. Masukan gula merah yg sudah bubuk sebanyak kedalam botol.
7. Masukan kulit jeruk sebanyak yang sudah di belah-belah kedalam botol.
8. Setelah memasukan semuanya, botol di tutup dan disimpan di tempat yang kering dengan suhu dalam rumah.
9. Di bulan pertama, buka tutup botol ekoenzim setiap satu hari sekali, untuk menghilangkan gas hasil fermentasi dan mencegah botol meledak ataupun bau
10. Di bulan kedua cukup buka tutup botol seminggu sekali
11. Di bulan ke tiga dan selanjutnya cukup buka tutup botol 2 Minggu seklai
12. Lalu dokumentasikanlah (bentuk foto atau video) dalam seminggu sekali, agar dapat kelihatan perubahannya.
Kadang ada lapisan putih di permukaan larutan. Jika cacing muncul tambahkan gula segenggam, aduk rata kemudian tutup.

Setelah proses fermentasi selama 3 bulan maka ecoenzyme siap dipanen. Saring terlebih dahulu untuk memisahkan cairan dengan residu. Hasil residu dari fermentasi bisa kembali digunakan dengan menambahkan kulit buah yang akan digunakan. Selamat bereksperimen di rumah!! Semoga hasil eksperimennya berhasil!!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun