Mohon tunggu...
Dhinar S. Kusumadwi
Dhinar S. Kusumadwi Mohon Tunggu... Lainnya - .

Pembaca yang menulis

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

#BookLog: Atomic Habits, Langkah Sederhana Membentuk Kebiasaan Baik

19 Oktober 2022   18:00 Diperbarui: 25 Oktober 2022   13:47 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Atomic Habits Karya James Clear (Sumber: Gramedia.com)

Judul buku: Atomic Habits

Penulis: James Clear

Tahun terbit: 2018

Genre: Self-help

Apa yang diperlukan seseorang untuk menjadi pribadi dengan kebiasaan baik dan teratur? Apakah yang harus dilakukan untuk mengganti kebiasaan buruk dengan yang baik?
Saya yakin banyak pembaca yang ingin memiliki kebiasaan yang baik dan mendukung produktivitas pribadi, namun memulai perubahan bisa terasa sangat berat.
Begitupun dengan menerapkan serangkaian kebiasaan baru sekaligus. Kita akan merasa ada terlalu banyak hal yang harus dilakukan yang justru dapat menunda kita untuk segera memulai.
Apakah yang mendasari hal tersebut? Apakah ada langkah yang dapat diterapkan untuk membuat kita lebih mudah dalam menerapkan kebiasaan baik?
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang dijawab oleh buku Atomic Habits karya James Clear. Seperti judulnya, buku ini mengusung argumen bahwa bukannya kebiasaan besar yang menjadi ’life changing gear’ namun justru kebiasaan kecil yang dijalankan secara  konsisten dan bertahap. Kumpulan kebiasaan ini akan membentuk efek penumpukan (compound effect).
Perbaikan sebesar 1% dalam sehari akan terlihat tidak berarti namun jika dilakukan selama satu tahun, akan membawa kita menjadi 37 kali lebih baik pada akhir tahun.
Pertanyaan selanjutnya adalah apa yang harus kita lakukan untuk memulainya? Buku ini menjelaskan empat langkah dalam pembentukan kebiasaan yaitu:

1. Menjadikannya terlihat. Hal pertama yang bisa kita lakukan adalah mengondisikan lingkungan kita untuk membuat kita menyadari bahwa kebiasaan tersebut harus dilakukan. Misalnya jika ingin rutin berolahraga pagi, kita bisa mempersiapkan baju olahraga sebelum tidur dan meletakkannya di tempat yang jelas terlihat.
2. Menjadikannya menarik, yaitu dengan menciptakan motivasi sebelum melakukan kebiasaan. Misalnya senam dengan lagu dari band favorit atau berolahraga bersama pasangan. Hal ini dapat meningkatkan ketertarikan kita untuk memulai kebiasaan.
3. Menjadikannya mudah. Setelah kebiasaan dimulai, ada kemungkinan kita akan berhenti karena hal tersebut terlalu rumit atau sulit dilakukan setiap hari.
Misalnya membuat goal untuk push up 100 kali dalam sehari, meskipun memiliki cukup stamina untuk melakukannya, seringkali kita terjebak dalam rasa malas. Hal ini bisa disiasati dengan menjadikan kebiasaan itu lebih sederhana dengan ‘hukum 2 menit’.  Hukum ini pada dasarnya menyatakan bahwa setiap kebiasaan harus dapat dilakukan dalam jangka waktu 2 menit. Dengan mengubah 100 kali push up menjadi 5 kali, kita lebih mungkin akan melakukannya setiap hari.  Jika sudah terbiasa dengan 5 kali push up, kita cenderung akan menambah kuantitas. Namun hal terpenting adalah memulainya. Ini bukan tentang seberapa baik kebiasaan itu, tapi seberapa konsisten kita menjalankannya setiap hari.

4. Menjadikannya memuaskan. Hal lain yang mendukung konsistensi adalah perasaan bahwa kita telah berhasil mencapai sesuatu dan menerima manfaat dari kebiasaan tersebut. Kita lebih mungkin mengulangi sesuai jika hal tersebut langsung memberikan kepuasan. Namun bagaimana dengan olahraga yang efeknya baru dapat dirasakan dalam jangka waktu tertentu?  Hal yang dapat dilakukan adalah memberi diri sendiri ganjaran (reward) setelah menyelesaikan kebiasaan tersebut.
Misalnya mengonsumsi jus buah atau smoothie favorit setelah olahraga (namun tetap perhatikan kadar gulanya ya!). Memasangkan kebiasaan dengan kegiatan menarik lainnya juga memungkinkan, misalnya dengan body/hair treatment setelah olahraga.

Hal terakhir setelah pembentukan kebiasaan adalah evaluasi. Kita perlu melakukan pengecekan secara berkala mengenai apakah kebiasaan telah dijalankan secara konsisten dan bagaimana kita dapat membuat perbaikan selanjutnya.
Hukum 1% perbaikan tidak selesai ketika berhasil menerapkan satu kebiasaan, namun bagaimana kita dapat menjadi 1% lebih baik setiap harinya melalui penerapan kebiasaan-kebiasaan tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun