Mohon tunggu...
dhimas noviandy
dhimas noviandy Mohon Tunggu... Freelancer - sastra

biarkan aku menuliskan apa yang dititipkan tuhan dalam pikiranku, biarkan aku mengemukakan apa yang ingin disampaikan tuhan melalui pikiranku

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sore-sore Menyebalkan II

4 November 2019   21:50 Diperbarui: 5 November 2019   09:14 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


setelah maghrib menjelang waktu sholat berikutnya
perjuangan anak anak manusia itu pun belum usai untuk hari ini yang cukup melelahkan
''ini perjuangan terakhir untuk hari ini,kuatlah'' sebuah motivasi muncul diangan angan seorang anak yang duduk dibelakang urutan kedua dari kiri
ia membuka buku materi yang disampaikan oleh pematerinya, cekatan menandai yang menurutnya berguna dalam ujian, hukunya dibaca dan di berinya coretan coretan indah
sembari sayup sayup terdengar adzan isya
''sudah isya saja,cepat sekali'' seorang anak berucap di pojok depan sebelah kanan
jeda adzan digunakan anak anak manusia itu bercengkrama dengan kanan kirinya,
sesekali melihat telepon pintar hasil jerih payah membujuk orang tuanya
hari ini Lelah sekali tapi besok kit akelas sore lagi, agak bergembira sebab bisa tidur melewati dan meghiraukan subuh
bangun saat siang saat sang ayam mematok rejekinya tapi akhirnya dimakan juga ayamnya
sedih sebab malam yang seharusnya digunakan untuk menikmati dan membunuh waktu dengan orang terdekat sambal menikmati seseruput kopi
tangan tangan mereka trampil meninggalkan kelas dan menghiraukan pelajarannya melalui dunia virtual dan pikiran bebas angan angan liarnya
sudah tak sabar hasrat untuk pulang meronta ronta
memang hari ini menyebalkan
sajak sajak kacau keluar tak tau mana tatanan yang benar
cerita anak anak manusia itu tetap berlanjut
ada yang mencairkan keadaan ada yang tetap patuh
tertawa sambil melupakan Lelah
''TUHAN.. TUHAN..." keluh kesah salah satu hambanya
menghiasi doa doa jamaah masjid yang sedang beranjak ke langit
mungkin tuhan bingung "kenapa hambaku ini?"
anak Yesus yang tetap duduk dipojok belakang mengeluh
''Tuhan Yesus, aku lapar ingin pulang, ingin cari makan kalua bisa makan semeja denganmu seperti perjamuan terakhir melepas kepergianmu"
anak anak manusia ini hanya ingin pulang
dan ingin cobaan hari ini berakhir

malang 30 sept 2019
habis maghrib menjelang isya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun