***
Risil kemudian berbalik badan, berlari meninggalkan seseorang yang tanpa rupa, tanpa bentuk itu. Larinya semakin kencang, lebih kencang. Sial ia tak tahu jalan pulang. Tak dilihatnya anak-anak pinus atau telaga unggu yang dilaluinya tadi. Tak dijumpainya pula pasangan-pasangan dengan pasangannya masing-masing itu. Rupanya Risil terjebak dalam labirin yang diciptakan seseorang yang hanya bersifat cahaya itu. Dalam kepongahan, dalam kegelisahannya, dan nafasnya yang semakin terengah-engah, seseorang yang hanya terlihat sebagai cahaya itu menghampirinya.
 "jangan takut, bukan dirimu yang terpilih".
Seketika itu juga, Risil, si gadis comblang terbangun dari mimpi. Terlihat di handphonenya ada 10 kali panggilan masuk dari kantor tak terjawab. Ternyata jam sudah menunjukan pukul 11:25 siang. Risil yang baru tiga bulan bekerja itu akhirnya dipecat. Sejak itulah ia tak berani memejamkan mata, setiap kali cahaya itu datang, cahaya dari kotak kecil terbungkus koran yang diletakan di meja rias kesayangannya. (KDN)
Grogol, Januari 2019