Mohon tunggu...
Dhimas Kaliwattu
Dhimas Kaliwattu Mohon Tunggu... Penulis - seorang manusia

menjaga ingatan dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Risil, Si Gadis Comblang

21 Januari 2019   10:47 Diperbarui: 21 Januari 2019   11:06 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : frederic-leighton.org

***

Risil kemudian berbalik badan, berlari meninggalkan seseorang yang tanpa rupa, tanpa bentuk itu. Larinya semakin kencang, lebih kencang. Sial ia tak tahu jalan pulang. Tak dilihatnya anak-anak pinus atau telaga unggu yang dilaluinya tadi. Tak dijumpainya pula pasangan-pasangan dengan pasangannya masing-masing itu. Rupanya Risil terjebak dalam labirin yang diciptakan seseorang yang hanya bersifat cahaya itu. Dalam kepongahan, dalam kegelisahannya, dan nafasnya yang semakin terengah-engah, seseorang yang hanya terlihat sebagai cahaya itu menghampirinya.

 "jangan takut, bukan dirimu yang terpilih".

Seketika itu juga, Risil, si gadis comblang terbangun dari mimpi. Terlihat di handphonenya ada 10 kali panggilan masuk dari kantor tak terjawab. Ternyata jam sudah menunjukan pukul 11:25 siang. Risil yang baru tiga bulan bekerja itu akhirnya dipecat. Sejak itulah ia tak berani memejamkan mata, setiap kali cahaya itu datang, cahaya dari kotak kecil terbungkus koran yang diletakan di meja rias kesayangannya. (KDN)

Grogol, Januari 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun