Mohon tunggu...
Dhika Chori Fadillah
Dhika Chori Fadillah Mohon Tunggu... Sejarawan - mahasiswi

santai tapi pasti

Selanjutnya

Tutup

Politik

Resensi Buku "Suasana 1 Oktober 1965, Setelah Pecah Pemberontakan G30S"

30 November 2020   23:30 Diperbarui: 3 Desember 2020   05:43 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Suwaro Edhie Wibowo memimpin penyerangan berbasis PKI disekitar Halim. Tetapi karena tidak disipakan matang, 7 perwira Angkatan Darat dihabisi. Pangkostrad diambil alih Sekjen Soeharto.

Brigjen Soepardjo adalah salah satu tokoh penting G30S, sempat menganalisa tentang kegagalan. Ia menggambarkan bahwa gerakan ini tidak disiapkan dengan baik. Tulisannya disebuah dokumen yang di temukan.

Rencana gerakan disiapkan melalui rapat rapat sepanjang September 1965, yang di koordinasikan oleh Sjam dan pono dari Biro Khusus PKI yang rupanya mendapat perintah dari Aidit. Rapat dihadiri oleh sejumlah perwira ABRI yang sudah dilatih AURI selama sebulan di Lubang Buaya. Lalu, pasukan ini dipecah menjadi 3 sesuai dengan bidangnya. Grup Pasopati dipimpin Letnan satu Doel Arif yang bertugas menculik tujuh Jendral. Grup Gatot Kaca yang bertugas menjadi pasukan cadangan yang suwaktu waktu bisa dikiriman untuk bertugas lainnya.

Peristiwa G30S/PKI dipelopori untung dkk dibantu 3 angkatan kecuali AURI Pangkostrad Soeharto mengumpas Gestapu. Sebuah dokumen mengungkapkan keterlibatan para pewira militer atas kasus itu.  Sulitnya ketika mengkoordinasi unsur unsur ABRI untuk menghadapi G 30 S, apalagi Gestapu menyebutkan gerakan mereka semata persoalan intern Angkatan Darat.

Presiden Soekarno memutuskan mengambil alih kepemimpinan Angkatan Darat dan menunjuk Mayor Jendral Pranoto Reksosamudro sebagai pelaksana Men/Pangad. Padahal ia adalah seorang pewira yang kiri.

Tanggal 9 oktober 1965, tokoh G30Syaitu Kolonel Latief tertangkap diBandung. Ditemukan dokumen pasukan Eujang Siliwangi, ada sepucuk surat untuk Pranoto yang isinya permohonan petunjuk langkah langkah yang haus diambil.

14 oktober 1965 Presiden Soekarno mencopot Pranoto dan digantikan dengan Mayor Soeharto yang menjadi Men/Pangad.

Versi resmi rezim Orde Baru menyebutkan bahwa AURI terlibat dalam peristiwa pemberontakan komunis. Ada beberapa indikasi yang diajukan : pelatihan sejumlah sukarelawan yang di pimpin Mayor Udara Sujono sejak Juli 1965 di lubang buaya, kenyataan bahwa mentri/Panglima AU Laksamana Mayda Omar Dhani telah mengetahui rencana penculikan jendral AD yang kemudian disebut 7 pahlawan Revolusi, dan bahwa faktanya Aidit bisa melenggang terbang dari pangkalan Halim ke Yogya pada 2 oktober 1965.

Omar Dani memberikan fakta baru tentang keberadaan Presiden Soekarno di Halim Perdana Kusum. Sebuah info tambahan dan alah satu pelaku sejarah yang bungkam selama 30 Tahun.

Kesaksian Omar Dani tentang Brigjen Soepardjo, yang datang ke Halim pada tanggal 1 oktober 1965 di dalam bukunya halaman 69-70.

Judul : Suasana 1 Oktober 1965, setelah pecah pemberontakan G30S.

Penyusun : Pusat Data dan Analisa Tempo

Penerbit : Tempo Publishing

Jumlah Halaman : 73 hal

Tahun Terbit : 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun