Mohon tunggu...
Syarief Kate
Syarief Kate Mohon Tunggu... Freelancer - Simple dan Senang Berbagi

| Menjadi insan yang bermanfaat bagi yang lain | Penulis Buku : ~Sudut Kota~ ~Biarkan Aku Menulis~ ~Negeri Seribu Alasan~ ~Demokrasi Rasa Kopi~ Founder Home Writing Institute

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Demokrasi Sebatas Wacana

12 Maret 2018   23:23 Diperbarui: 12 Maret 2018   23:48 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Semua tentu tidak asing lagi dengan pendapat Abraham Linkoln yang mengatakan bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Demokrasi sebagai sistem yang telah disepakati dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia patut diapresiasi. Secara prosedural demokrasi di Indonesia belum optimal. Seperti dalam pemilu yang masih dihiasi berbagi problem klasik berupa kampanye hitam, politik uang dan lain-lain.

Kesadaran rakyat untuk berpartisipasi dalam pemilu pun mengalami fluktuasi. Hal ini disebabkan karena esensi berdemokrasi yakni kesejahteraan rakyat belum terjewantahkan.

Rakyat Indonesia hanya digiring dan dilirik ketika pemilu dengan janji kampanye. Akan tetapi, para elit ketika terpilih melupakan rakyat dan malah sibuk mensejahterakan diri, kelompok dan golonganya. Sehingga demokrasi telah berubah pola dari rakyat, oleh rakyat dan untuk kalangan elit semata.

Mestinya eksekutif, legislatif, dan yudikatif tidak saling 'mencatut' tetapi berkolaborasi untuk mencari dan memenuhi kebutuhan rakyat. Semoga ke depan kedewasaan berdemokrasi di Indonesia berjalan sesuai dengan norma-norma demokrasi itu sendiri.

Rakyat tidak lagi ditekan untuk memilih calon tertentu, dibungkam pendapatnya, dibatasi ruang aspirasinya dan yang paling penting kesejahteraannya bisa tercapai. Selain itu, kelak terpilih sosok pemimpin yang tidak mengedepankan sikap egois, anti kritikan, dan hanya membagi kekayaan negara di tengah jeritan rakyat. Negeri ini butuh sosok negarawan yang mampu berdikari  dalam semua aspek.

#DemokrasiIndonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun