Dari segi transisi, formasi 3 - 4 - 2 - 1 dapat lebih cepat dalam menyerang, karena gelandang bertahan hanya perlu fokus pada satu peran. Namun, jika gelandang bertahan itu terlambat dalam kembali ke posisi, tim bisa menghadapi kesulitan dalam pertahanan. Sebaliknya, dalam formasi 3 - 4 - 1 - 2, dua gelandang bertahan memberikan keamanan tambahan, tetapi transisi ke serangan bisa lebih lambat, karena mereka harus berkoordinasi untuk meninggalkan posisi defensif mereka.
Kedua formasi ini juga memerlukan jenis pemain yang berbeda. Formasi 3 - 4 - 2 - 1 membutuhkan gelandang bertahan yang tidak hanya kuat dalam bertahan, tetapi juga mampu berkontribusi dalam serangan. Sementara itu, formasi 3 - 4 - 1 - 2 lebih mengutamakan gelandang bertahan yang disiplin dan mampu membaca permainan dengan baik. Pemain di posisi ini harus mampu berkolaborasi dan berkomunikasi dengan baik untuk menjaga keseimbangan tim.
Secara keseluruhan, pilihan antara formasi 3 - 4 - 2 - 1 dengan satu gelandang bertahan dan 3 - 4 - 1 - 2 dengan dua gelandang bertahan sangat bergantung pada filosofi pelatih dan karakteristik pemain yang tersedia. Formasi pertama menawarkan lebih banyak opsi menyerang, sementara yang kedua memberikan stabilitas dan kontrol yang lebih baik.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI