Mohon tunggu...
dharma simatupang
dharma simatupang Mohon Tunggu... Guru - Guru Fisika SMK N 2 Pematangsiantar

^^Anugrah Ilahi membuat ku membumi^^

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Online: Isu Kesehatan Mental Remaja, Ayo Menulis Ekspresif

17 Agustus 2021   17:42 Diperbarui: 17 Agustus 2021   18:05 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: (pijar psikologi.org)

Belajar online menurunkan kualitas komunikasi antar guru terhadap siswa atau antara sesama siswa itu sendiri. Saat belajar dari rumah , anak -anak di batasi secara sosial, padahal sebagai anak mereka perlu bersosial ( bermain dan belajar). 

Kondisi ini diperparah dengan ketidakmampuan anak mengikuti/menyerap pelajaran, mungkin karena tak ada pendamping atau bahkan karena keadaan ekonomi keluarga yang sudah sulit akibat pandemi. Ujung-ujungnya banyak anak remaja   mencari pelarian. Salah satunya adalah mencari pelarian ke gim-gim daring. 

Tentunya kualitas komunukiasi ini lah pemicu kesehatan mental remaja yang menurun, seperti contoh kenaikan depresi.  Di era digital dengan jenis komunikasi menggunakam komputer, atau sering disebut dengan CMC ( Computer Mediated  Communication ), cenderung bersifat dingin. 

Contohnnya dengan chattingan, dengan diskusi di forum daring, atau dengan segala jenis interaksi di media sosial akan lebih tidak personal, menghilangkan mutu dan kurang berkesan bila di bandingkan dengan  berkomunikasi tatap muka. 

Banyak remaja sangat aktif di media sosial, membawa dirinya terus terlibat dalam kehidupan orang lain di dunia maya. Akibatnya remaja mulai membanding-bandingkan diri sendiri dengan apa yang orang lain tampilkan di dunia maya. Bila tidak dapat  memfilter itu semua, ada kecenderungan remaja akan depresi.    

Namun tak dapat di pungliri juga, remaja gen z   sekarang ada yang jauh lebih aware  soal kesehatan mental. Sehingga mereka sering sekali merasa butuh bantuan tapi tidak tahu harus reach out ke siapa. 

Kesadaran terhadap isu kesehatan mental ini membuat ekspektasi remaja  terhadap lingkungan lebih tinggi, karena mereka sudah tahu mana yang ideal dan mana yang menurut mereka toxic. 

Menulis Ekspresif 

Belajar di era digital  memunculkan fenomena rentan depresi pada remaja. Tentunya solusi kondisi ini adalah  dengan "katarsis ". Apa itu katarsis ? Katarsis adalah semacam upaya untuk melepaskan emosi negatif  sehingga mampu berpikir jernih. 

Misalnya dengan cara me time yaitu meluangkan waktu untuk diri sendiri benar-benar akan membuat kita lebih bermakna seperti : dengan melukis/mewarnai, dengan mendengarkan musik, menonton drama korea kesukaan atau dengan cara menulis ekspresif.

Menulis ekspresif dapat didefenisikan sebagai menulis  pribadi dan emosional tanpa memperhatikan bentuk atau tata cara penulisan seperti ejaan, tanda baca, dan aturan tulisan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun