Mohon tunggu...
Cerita Doktor Dharma
Cerita Doktor Dharma Mohon Tunggu... Dosen STIE Satya Dharma Singaraja, Bali

Ada benci dan cinta, siapa menang? Yang sering engkau beri makan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Alarm Diri

5 Februari 2025   07:30 Diperbarui: 4 Februari 2025   16:07 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Metaphor (Sumber: Pinterest)

Sebagai pendusta, kekhawatiran memiliki daya tarik evolusi yang unik. Meski terdapat perbedaan, keseragaman justru menjadi perekatnya. Reaksi kimia dalam tubuh memicu produksi imun, sementara keampuhannya diuji oleh magi dan rasio dalam mengurai suka dan duka. Untuk bertahan hidup, kejernihan magi dan rasio dibangun atas hubungan ide-ide, bukan sentimen.

Magi meyakini bahwa dalam jarak tertentu, melukai dan menyembuhkan dapat dilakukan. Sementara di dimensi lain, rasio percaya bahwa eksperimen mampu menyempurnakan evolusi ke tingkat yang lebih tinggi. Inilah mengapa alarm sosial diindekskan.

Pendusta

Iklim, cuaca, dan virus adalah senjata pemusnah yang sempurna. Hujan di musim kemarau, polusi di tengah hutan, pandemi, dan depopulasi akibat gairah yang tak terkendali adalah contoh nyata. Pendusta licik bagai rubah, cepat mencium bahaya.

Kenikmatan terbesarnya adalah menyakiti demi meraih kemasyhuran. Penglihatannya tajam, pendengarannya luas. Tujuan mulianya? Menghancurkan reputasi lama dan membangun kendali baru atas nama kecukupan sandang pangan. Jika yang dikhawatirkan terjadi, alarm akan berbunyi. Jika tidak, alarm menjadi alat penilai sekaligus penghukum yang efektif. Mengabaikannya berarti siap menghadapi benturan kekerasan dari unit sosial terkecil yang terorganisir rapi.

Pendusta semacam ini belum punah. Mereka senang bermain di balik layar, tak terdeteksi oleh khalayak. Jumlahnya sedikit, tetapi pengaruhnya besar. Frekuensi kekuasaannya melampaui siluman-siluman sebelumnya. Begitulah cara pendusta merancang kemarahannya.

Menjelang tahun 2174, ketenaran pendusta dan siluman merancang kemarahan dengan cerdik. Kemarahan menjadi alat untuk meraih kesuksesan.

Marah

Sebagai hasrat yang bersemayam dalam tubuh, marah mulai memainkan perannya. Taktiknya adalah menjebak perilaku buruk dengan perangkap yang tak kalah buruk. Ini dilakukan karena marah telah terlalu sering melihat kambing berbulu domba. Menikam dari belakang adalah ciri khasnya.

Dari sini, suka dan duka dilahirkan. Sebagai ibu kandung, suka muncul ketika diri melampaui kemampuan sebelumnya. Jika tidak, ibu tiri yang kejam, duka, akan muncul. Marah adalah pergumulan diri dalam menata kemampuan untuk meraih derajat dan status yang lebih mulia. Marah bermuara pada kebaikan jika diri mampu mengakhiri keraguan. Jika tidak, kedengkian yang akan mendominasi. Takarannya adalah perbandingan: jika si A mampu, mengapa si B tidak? Meski tidak sepihak, musuh dan kawannya tetap satu: diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun