Mohon tunggu...
Muh Afdal
Muh Afdal Mohon Tunggu... Pengangguran -

Seorang penulis amatiran dan penggiat literasi. Bagiku menulis adalah wadah dalam menyalurkan 2 unsur yakni rasa dan logika.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kini Usia ku 25 Tahun..

2 Desember 2016   03:45 Diperbarui: 18 Desember 2016   11:42 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berpuluh-puluh tahun lalu
Seorang bangswan melintasi soelferino
Ia adalah rantai penghubung
Antara dunia ini dan dunia akan datang
Kolam darah buat jiwa-jiwa yang kehausan
Memikul hasil panen padi
Bagi hati lapar yang sedang mencari

Ia adalah sosok malaikat
Dikirim dari langit
Menyebarkan misi kemanusiaan
Tumpuhan darah telah Ia lalui
Mayat-mayat menjadi saksi dikemudian hari
Tak terliput gelap malam

Tak tergoyah oleh angin kencang
Ia-Lah Hendri Dunant
Ia adalah sosok bapak kemanusiaan
Penabur benih di ladang kasih sayang
Darah sebagai penyubur kemanusiaan

Namun, setelah engkau wafat
Sejuta relawan di dunia tersentak menangis
Disaat yang lain berharap nikmat
Disaat kita berselimut hangat
Dikala itu Ia berkata pada dunia yang tak lagi mendengar
Kemana lenyapnya kemanusiaan ??....

Kini..kini.. dan kini..
Ia duduk di pangkuan Sang Ilahi
Berjaga di keheningan malam
Menantikan dihidupkan-Nya kembali
Tetesan benih telah berhasil engkau ciptakan

Aku ini percikan benih-benih
Yang engkau hamburkan dari  alam surga
Ladang dan awan yang nan mega berkasih mesra
Diantara mereka aku membawa amanat setia
Yang satu dari dahaga yang lain kuobati dari luka

Pelangit dilangit menghantar kedatanganku
Panas udara membakar kulitku
Apabila ku lihat ladang memerlukanku
Aku turun kubelai mesra bunga-bunga dan pepohonan dalam berjuta cara

Kini usiaku telah masuk 25 tahun
Aku telah menyatu ke dalam tubuh Hendry Dunant
Ladang akan selalu ku jaga
Kematian menjadi akhir dari kehidupanku..

#Totalitas Tanpa Batas
#Tumbuh dan Berkembang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun