Mohon tunggu...
Dina Febiyanti
Dina Febiyanti Mohon Tunggu... Konsultan - Antropolog - penulis

coffee, susu, indomie, memasak, menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

The Lucky Child Not a Poor Child

10 Maret 2023   15:02 Diperbarui: 26 Juli 2023   10:24 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto ; pinterest

Haiii...

Ngomong ngomong soal pandemi kemaren, kira kira sahabat literasi ngapain aja selama terkurung dirumah aja? Kira kira kreasi apa yang kalian ciptakan dirumah? 

Kalau saya pada masa itu, saya menemukan harta karun berupa buku yang sangat inspiratif. Buku tersebut saya temukan di toko buku gramedia.

Buku tersebut masuk kedalam jajaran rak self improvment yang ditulis oleh seorang influencer bernama Chatreen Moko. Buku itu menceritakan pengalaman dari beberapa orang yang tergabung dalam komunitas be home, dan cerita-cerita mereka di rangkum menjadi satu buku. 

Buku tersebut menceritakan perjalanan kehidupan anak anak broken home. Sebelum cerita perjalanan anak -anak broken home tersebut di tulis dan dibuku kan, Chetreen Moko selaku penulis terinspirasi menulis buku dan mendirikan komunitas be home ini karena ia merupakan fighter anak broken home.

Saya ingin sedikit meriview buku yang luar biasa ini  dan menambahkan opini saya. Perceraian sering di pandang oleh masyarakat sebagai label dan stigma yang kurang baik. Terlepas dari perceraian, anak anak juga sering mendapat julukan sebagai anak broken home. Kenapa soh dengan anak broken home? Kenapa image tersebut sering dianggap buruk, padahal ya menurut saya anak anak dengan orangtua bercerai ada anak anak yang luar biasa hebat. 

Empati masyarakat sering sekali tertutup dan tidak pernah melihat bagaimana the dark life yang dilalui oleh anak-anak dari orangtua yang bercerai. Oh ya, disini saya tidak bilang anak -anak korban perceraian yaa. Karena bagi saya anak anak dengan orangtua yang bercerai adalah anak-anak yang spesial di hati saya. 

Saya seperti dibawa kemasa lalu ketika membaca buku yang  menyentuh ini. Karena di tengah keterpurukan dan kepedihan ternyata saya masih menjadi salah satu anak yang beruntung diantara anak-anak dengan orangtua bercerai. Yahh karena ada banyak nasib anak anak yang malang ketika orangtua mereka bercerai. Jadi bagi saya anak dengan orangtua yang bercerai tentu adalah anak yang khusus di hati saya. Mengapa anak anak dengan orangtua bercerai begitu spesial di hati saya?

 Sekitar tahun 2007-2012 adalah peristiwa  maraknya pasangan selebritis tanah air yang terlihat harmonis tapi akhirnya  memutuskan bercerai. Salah satunya selebritis tanah air yang memutuskan bercerai   pada waktu itu ada Krisdayanti dan Anang hermansyah, ada juga Ahmad dani dan Maia Estianty. Itu adalah tahun tahun krisis perceraian, dan saya pun menjadi salah satu anak dari orangtua yang bercerai. Pada tahun 2012 saya sempat menjadi satu-satunya anak dengan orangtua bercerai di kelas saya. Waktu itu saya masih berumur 14 tahun dan adik bungsu saya masih berusia 6 tahun. Apakah saya mengerti bahwa pada waktu itu orangtua saya sedang dalam masalah? yaa tentuu saya tau sekali.

Mau tau gak apa yang terlintas di hati anak-anak ketika mereka tau orangtuanya bercerai dan bahkan mau menikah lagi? rasaya kesel, sesek, jengkel,dongkol dan lain lain. Disini saya mau mencoba menguraikan bagaimana perasaan anak anak dengan orangtua yang bercerai dan kebetulan mau menikah lagi.

Pertama, anak-anak akan berpikiran bahwa, " yaudah sih mam, dad, gak usah sama orang lain " i will take care of you and the resf for your life" jadi kita aja sebagai anak gak cukup yaa untuk orangtua kita. Mereka ternyata masih membutuhkan orang lain atau pasangan dalam hidup mereka.

Kedua, anak akan merasa khawatir, karena pasti akan ada cinta dan kasih sayang yang bergeser, dan akan ada kultur baru dalam keluarga. Dengan hadirnya orang baru di dalam rumah atau keluarga tentunya anak-anak harus berusaha beradaptasi dengan orang baru. Ya tentunya tidak semua anak bisa menerima dengan cepat kehadiran orang baru di dalam keluarganya.

Ketiga, anak anak akan merasa takut. Anak anak akan lebih cenderung menutup diri, takut untuk menyuarakan isi hatinya karena ia menganggap bahwa orangtuanya sudah tidak membutuhkan ia lagi sebagai belahan hati dan jiwa mereka. Tidak hanya itu, anak juga akan takut tidak di prioritaskan lagi.

Kisah dari anak-anak dengan orangtua bercerai yang saya baca di dalam buku tersebut sangat luar biasa dan inspiratif.  Bisa survive dan bertahan dalam keterpurukan bukanlah hal yang mudah untuk dilalui seorang anak yang masih dibawah umur.

 Apakah pertumbuhan mereka terganggu? yaa bisa saya katakan setengahnya terganggu. Disini yang saya maksud terganggu adalah mental dan psikis mereka mungkin bisa jadi lebih kuat dan dewasa dari anak-anak yang bernasib beruntung dengan orangtua yang utuh. Dan buruknya adalah mereka harus dewasa sebelum waktunya. Jadi itu sebab kenapa anak dengan orangtua bercerai sering bersifat urakan, memberontak, dan melalukan penyimpang sosial lainnya. Adanya perasaan kecewa yang tidak bisa ia lampiaskan di rumah maupun dengan orangtuanya, sehingga anak-anak jadi lebih agresif dan sensitif.

Jadi buat orangtua, ibu-ibu, bapak-bapak yang sedang dalam masalah, sedang sibuk mengurus perceraian dimasa lampau maupun saat ini, atau mungkin yang pernikahannya sedang berada di ujung tanduk, dan kebetulan sudah punya anak  coba deh lebih bijak lagi. Bijak untuk selalu mengutamakan kepentingan anak dulu. Coba kita lebih dekat dengan anak dan memahami perasaannya, sebelum memutuskan untuk bercerai atau mau menikah lagi.

Jadi para orangtua jangan buru buru ya untuk mengambil keputusan menikah lagi. Tanyak anak-anak, mereka mau atau tidak. Jadi jangan bilang "anak-anak kan masih kecil-kecil mereka gak ngerti apa apa"

Heyy..! anak -anak tuh tau dan mengerti banget kalau orangtua mereka sedang dalam masalah. Dengan tau orangtua mereka bercerai, itu sudah menciptakan luka di hati mereka, dan luka itu akan selalu tersimpan sampai mereka tua. Jadi jangan nambah-nambahin luka nya lagi.

Jadi buat yang sudah bercerai atau mau menikah lagi dan kebetulan sudah punya anak, hayukk merapat mari kita satukan kekuatan untuk lebih bijaksana menjadi "parents of divorcee". Karena kita tau bahwa pekerjaan menjadi orangtua adalah pekerjaan yang melelahkan, dan pekerjaan ini adalah pekerjaan seumur hidup. Jadi gak ada tuh kata " aku mau break dulu deh jadi orangtua.., aku pengen bahagis, aku pengen nikah lagi, aku capekk.." hahahaha ya gak bisalah nyett nyett...

Kalau tulisan ini menarik untuk kalian baca sebagai referensi parenting keluarga, khusus nya untuk pasangan yang sudah bercerai atau punya orangtua yang bercerai, next saya akan lanjutkan tulisan part 2 tentang parenting dalam keluarga yaa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun