Mohon tunggu...
Dina Febiyanti
Dina Febiyanti Mohon Tunggu... Konsultan - Antropolog - penulis

coffee, susu, indomie, memasak, menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

The Lucky Child Not a Poor Child

10 Maret 2023   15:02 Diperbarui: 26 Juli 2023   10:24 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto ; pinterest

Pertama, anak-anak akan berpikiran bahwa, " yaudah sih mam, dad, gak usah sama orang lain " i will take care of you and the resf for your life" jadi kita aja sebagai anak gak cukup yaa untuk orangtua kita. Mereka ternyata masih membutuhkan orang lain atau pasangan dalam hidup mereka.

Kedua, anak akan merasa khawatir, karena pasti akan ada cinta dan kasih sayang yang bergeser, dan akan ada kultur baru dalam keluarga. Dengan hadirnya orang baru di dalam rumah atau keluarga tentunya anak-anak harus berusaha beradaptasi dengan orang baru. Ya tentunya tidak semua anak bisa menerima dengan cepat kehadiran orang baru di dalam keluarganya.

Ketiga, anak anak akan merasa takut. Anak anak akan lebih cenderung menutup diri, takut untuk menyuarakan isi hatinya karena ia menganggap bahwa orangtuanya sudah tidak membutuhkan ia lagi sebagai belahan hati dan jiwa mereka. Tidak hanya itu, anak juga akan takut tidak di prioritaskan lagi.

Kisah dari anak-anak dengan orangtua bercerai yang saya baca di dalam buku tersebut sangat luar biasa dan inspiratif.  Bisa survive dan bertahan dalam keterpurukan bukanlah hal yang mudah untuk dilalui seorang anak yang masih dibawah umur.

 Apakah pertumbuhan mereka terganggu? yaa bisa saya katakan setengahnya terganggu. Disini yang saya maksud terganggu adalah mental dan psikis mereka mungkin bisa jadi lebih kuat dan dewasa dari anak-anak yang bernasib beruntung dengan orangtua yang utuh. Dan buruknya adalah mereka harus dewasa sebelum waktunya. Jadi itu sebab kenapa anak dengan orangtua bercerai sering bersifat urakan, memberontak, dan melalukan penyimpang sosial lainnya. Adanya perasaan kecewa yang tidak bisa ia lampiaskan di rumah maupun dengan orangtuanya, sehingga anak-anak jadi lebih agresif dan sensitif.

Jadi buat orangtua, ibu-ibu, bapak-bapak yang sedang dalam masalah, sedang sibuk mengurus perceraian dimasa lampau maupun saat ini, atau mungkin yang pernikahannya sedang berada di ujung tanduk, dan kebetulan sudah punya anak  coba deh lebih bijak lagi. Bijak untuk selalu mengutamakan kepentingan anak dulu. Coba kita lebih dekat dengan anak dan memahami perasaannya, sebelum memutuskan untuk bercerai atau mau menikah lagi.

Jadi para orangtua jangan buru buru ya untuk mengambil keputusan menikah lagi. Tanyak anak-anak, mereka mau atau tidak. Jadi jangan bilang "anak-anak kan masih kecil-kecil mereka gak ngerti apa apa"

Heyy..! anak -anak tuh tau dan mengerti banget kalau orangtua mereka sedang dalam masalah. Dengan tau orangtua mereka bercerai, itu sudah menciptakan luka di hati mereka, dan luka itu akan selalu tersimpan sampai mereka tua. Jadi jangan nambah-nambahin luka nya lagi.

Jadi buat yang sudah bercerai atau mau menikah lagi dan kebetulan sudah punya anak, hayukk merapat mari kita satukan kekuatan untuk lebih bijaksana menjadi "parents of divorcee". Karena kita tau bahwa pekerjaan menjadi orangtua adalah pekerjaan yang melelahkan, dan pekerjaan ini adalah pekerjaan seumur hidup. Jadi gak ada tuh kata " aku mau break dulu deh jadi orangtua.., aku pengen bahagis, aku pengen nikah lagi, aku capekk.." hahahaha ya gak bisalah nyett nyett...

Kalau tulisan ini menarik untuk kalian baca sebagai referensi parenting keluarga, khusus nya untuk pasangan yang sudah bercerai atau punya orangtua yang bercerai, next saya akan lanjutkan tulisan part 2 tentang parenting dalam keluarga yaa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun