Tahukah, bahwa ibu kota telah berkorban padamu?
Dia yang rela menjadi tempat bernaung dan menyangga hidup, sampai ikhlas untuk ditumbuhkan beton yang menjulang ke langit. Namun, keserakahan telah menyakiti hatinya.
Suatu hari, langit datang dengan wajah tak ramah. Ditimpakanlah air di pundaknya. Ibu kota pun menangis sekeras-kerasnya tak berkesudahan, hingga tak sadar tangisannya telah membanjiri tubuhnya.
Ibu kota telah renta. Menanggung beban air pun, dia tak sanggup lagi. Lihatlah, banyak orang yang terseret tangisannya, tenggelam dan akhirnya mati di dalam air matanya.
Wahai ibu kota yang terendam air kesedihan, bisakah engkau menghapusnya?
Maafkan aku yang berbuat durhaka pada engkau ibu kota, sehingga perasaan sakitmu, membuahkan tangisanmu.
Aku akan mengikat janji untukmu, untuk tidak mengkhianatimu dengan sampah, dan berlaku sopan dengan mempersembahkan tumbuhan yang ditanam untukmu.
Meskipun langit terus menafkahi dengan hujan, aku berharap ibu kota tetap tersenyum.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI