Disini lah sambal menimbulkan konflik yaitu dimana bisa tidaknya orang baru masuk kedalam bagian keluarga tersebut. Dimana sambal memiliki simbol pemersatu keluarga dimeja makan pada saat sarapan atau pun makan malam, akan tetapi berubah dipemikiran kelompok lain.Â
Tetapi hal tersebut berbeda apabila ada orang yang akan menjadi anggota keluarga memiliki persyaratan dan tidak banyak orang yang berhasil masuk kedalam keluarga tersebut. Siapapun orang atau tamu yang datang dan ikut makan dimeja makan tersbut tetapi tidak dianggap sebagai anggota keluarga maka sambal tidak akan dikeluarkan dan disajikan kepada tamu tersebut.Â
Bahkan Mas Rudi yang merupakan suami dari Ayunda tidak nyaman dan enggan untuk ikut serta pengujian untuk menyeleksi calon anggota keluarga baru.
Pada akhir cerita drama ini terdapat tokoh baru yaitu Dian yang merupakan pacar dari Aku. Tokoh aku disini merasa cemas dan tegang apakah sang pacar akan diterima oleh keluarganya atau tidak. Tokoh Dian disini juga merupakan tokoh yang muncul untuk mengakhiri dan mengoyahkan tahta Sambal Keluarga pada posisi pertama dalam keluarga tersebut. Dengan cara menambahkan kecap pada sambal yang akan ia makan tersebut.
"Dengan pelan dan pasti, aku mulai menyadari bahwa itu bukan sekadar perkara jenis sambal tertentu. Itu lebih rumit dari yang kami rasakan di lidah. Pertama, aku menandai itu ketika ayundaku pergi kuliah di luar kota. Tetap ada menu itu di sarapan kami bertiga, tapi tetap seperti tidak biasanya. Dan kami butuh waktu untuk menyesuaikan, dan kami tahu, itu adalah cara menyesuaikan, bukan idealnya."
Pada Kutipan tersebut dijelaskan bahwa sambal bukan sekedar jenis sambal tetapi lebih kebersaman ketika ia ditinggal ayundanya kuliah di luar kota, suasana di meja makan serasa kurang lengkap karena ada salah satu keluarganya yang tidak berada di meja makan tersebut.
"
Kali kedua ia membawa kekasihnya yang lain, ia pun mengalami hal serupa. Dan itu bukan hanya menimpanya, tetapi juga pernah menimpaku. Sekali menimpaku karena hanya sekali pula aku membawa pacarku pulang ke rumah. Semenjak itu, kami berdua harus berpikir berkali-kali kalau ingin membawa pacar kami pulang ke rumah.
Setelah mengalami ketiga kejadian itu, aku memberi nama sambal itu dengan nama sambal ujian, sementara ayundaku memberi nama sambal maut. Perubahan penyebutan itu hanya membuat kedua orangtuaku tersenyum ringan dan tetap tenang."
Pada kutipan dijelaskan ketika Ayunda membawa sang pacar pulang kerumah untuk dikenalkan kepada keluarganya, akan tetapi hal tersebut membuat malapetaka bagi Ayunda dan tokoh utama karena merasa sang pacar tidak bisa diterima untuk menjadi anggota keluarga tersebut. Dan semenjak kejadian itu tokoh utama menyebut sambal tersebut dengan sambal maut.Â