" Iya lah. Itung-itung buat nepatin janji ! " jawab Iwan.
" Janji apa ya ? " batin Fredy bertanya-tanya. Bahkan sampai di kantin bakso belakang sekolah, Fredy belum menemukan jawabannya.
" Ayo Fred, pesan saja sesukamu. Entar aku yang bayar. "
" Sip. Nggak usah disuruh, aku akan pesan yang banyak sampai perutku kenyang, " jawab Fredy tanpa sungkan-sungkan. Dan kemudian ia pun sudah memesan bakso dengan porsi 'lain dari biasanya'. Maklumlah, lagi gratis nih, kapan lagi ada kesempatan.
" Eh Wan, ngomong-ngomong kamu pernah janji apa ya sama aku ? " tanya Fredy sambil menunggu bakso pesanannya datang.
" Ya, itulah yang mau aku omongin sekarang, " jawab Iwan.
" Ooo, gitu toh. Oke deh, omong aja sekarang, aku siap mendengar, " Fredy memasang tampang serius, siap mendengar cerita Iwan.
" Kamu ingat nggak, janji kita setahun yang lalu ? "
" Janji untuk nggak pacaran sampai lulus SMA. Ya, masih kuingat koq, " jawab Fredy setelah beberapa saat mengingat. Â "Tapi itu 'kan janji kamu, jadi aku nggak apa-apa seumpama melanggarnya, " lanjut Fredy, tapi cuma dalam hati. Hihihi.
" Betul. Itu yang kumaksud. Dan aku punya janji lain lagi, yaitu ... " Iwan tak melanjutkan kata-katanya, memberi kesempatan Fredy untuk mengingat-ingat lagi.
" ... untuk mentraktir aku seumpama aku melanggarnya ! " Fredy jadi ingat dengan janji Iwan waktu itu. Maklumlah, kalau soal makanan, Fredy tampaknya sensitif banget.