Mohon tunggu...
Dewi Leyly
Dewi Leyly Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - ASN

Life is a journey of hopes.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bergulat Kata, Mengungkap Rasa: Sebuah Refleksi Sepenggal Perjalanan Menulis di Kompasiana

22 September 2019   18:22 Diperbarui: 22 September 2019   18:48 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di bulan Februari 2019, turun lagi menjadi 13 puisi. Di bulan Maret 2019, April 2019 dan Mei 2019, turun lagi menjadi 11 karya, 12 karya dan 6 karya. Namun, di bulan Maret 2019, April 2019 dan Mei 2019 ini, saya tidak hanya menuliskan puisi. Ada 2 buah cerpen berseri (cerita pendek yang terbagi dalam beberapa seri). Hehehe... cerpen kok berseri ya ??

Dua cerpen berseri tersebut adalah "Tajuk Memori" (1 cerpen dalam 3 seri) dan "Manusia-Manusia 10 April" (1 cerpen dalam 7 seri, yang masih belum tamat menulisnya, karena masih ada 1 seri yang belum sempat saya tayangkan).

Dengan semakin bertambahnya kesibukan   pekerjaan di bulan-bulan pertengahan hingga akhir tahun (ah... alasan saja, hehehe...), perjalanan menulis saya di Kompasiana semakin surut saja. Tengoklah di 4 bulan berikutnya. Di bulan Juni 2019, hanya ada 2 karya puisi yang tayang di Kompasiana. Namun 1 karya puisi yang berjudul "Deru yang Meragu" ternyata dibaca oleh 425 viewers. Mungkin bukan angka yang fantastis jika dibandingkan dengan penulis-penulis besar lainnya di Kompasiana. Tetapi bagi saya, ini adalah salah satu penyemangat tersendiri, ketika ada 425 orang yang membaca tulisan saya.

Kemudian, di bulan Juli 2019, Agustus 2019 dan September 2019, masing-masing 3 karya hadir di setiap bulannya. Sungguh mengenaskan, 10 hari hanya menghadirkan 1 karya puisi.

Namun demikian, terlepas dari pasang surut perjalanan menulis di Kompasiana selama 10 bulan ini, tercatat ada 99 buah karya yang sudah mewarnai Kompasiana. Beberapa di antaranya ada yang menjadi "Pilihan Editor", dan beberapa di antaranya ada yang sempat nangkring di kategori "Nilai Tertinggi". Memang benar kata Ari Budiyanti, ketika puisi-puisi atau hasil karya tersebut diapresiasi sebagai "Pilihan Editor" dan masuk kategori "Nilai Tertinggi", ada perasaan bahagia yang tak terlukiskan dengan kata-kata, yang membuat  hati berbunga-bunga dan cuaca hari itu menjadi cerah bersahabat. Hahaha... saya juga merasakan seperti itu koq, Ari... !

Dan pada akhirnya, sampai jugalah saya di satu titik perhentian ini. Milestone. Titik karya ke-100 corat-coret tulisan saya yang dimuat di Kompasiana. Seperti halnya perjalanan hidup, kapan akan berakhir masih menjadi misteri. Namun sepanjang hayat dikandung badan, demikianlah semoga saya masih bisa menjaga nyala semangat menulis ini.

Terima kasih kepada teman-teman seperjalanan saya,  orang-orang yang sudah dikirimkan untuk memantikkan api dalam perjalanan menulis ini dan menjaga nyalanya bersama-sama dalam saling memotivasi menulis.  

Terima kasih juga pada Kompasiana, yang mewadahi tulisan-tulisan saya dan memungkinkan saya bertemu dengan para pejuang-pejuang literasi Indonesia.
Mari kita tetap semangat menulis. Change the world with your pen.

# written by Dewi Leyly
# 22.09.2019
# karya tulisan ke-100 di Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun