Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Bukan Apa Menu Bukanya, Tetapi Dengan Siapa Bukbernya? Cerita Ramadan

15 Maret 2024   10:50 Diperbarui: 15 Maret 2024   10:54 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teman-teman saat kuliah di ITB biasanya mengadakan bukber untuk menyambung tali silaturahmi. Sumber gambar dokumen pribadi.

Jika boleh memilih tiga orang, dengan siapa teman-teman pembaca ingin buka bersama (bukber)?

"Boleh menghayal -menghalu nggak nih Teh Dewi?" tanya seorang teman di komunitas menulis saat aku chat di wag. "Apa bisa dari masa lalu atau teman lama?" tanya sohibku sejak SMA. "Pingin sih seperti jawaban Pak Anies waktu ditanya mau makan malam dengan siapa di forum FPCI," kata anakku sulung yang setia jadi teman diskusi saat ibunya sedang cari inspirasi buat menulis.

Temanku ingin bukber bareng idolanya artis K-Pop bernama Ayana Jihye Moon, Jay Kim atau Daud Kim, dan Song Bo Ra. Entah mengapa temanku ini merasa idolanya bagaikan teman lama. Aya-aya wae ya... Tak apalah kan namanya juga menghalu ceunah. Artis Korea yang beragama Islam memang tidak banyak. Ayana dan Song adalah artis berhijab yang tidak segan berdakwah lewat media sosial. Bahkan Ayana menulis buku berjudul Ayana Journey to Islam yang merupakan kisah perjalannya memeluk agama Islam. Aydin adik Ayana terinspirasi oleh kakaknya dan memutuskan untuk memeluk agama Islam juga. Sedangkan Jay Kim yang sekarang lebih dikenal dengan nama Daud Kim adalah artis K-Pop dan Youtuber yang senang berdakwah tentang kebaikan agama Islam. Barakallah ...

Bukan apa menu bukanya loh... Tapi dengan siapa bukbernya itu yang penting.

Sohibku lain lagi kepingin banget bukber bareng salah seorang sahabatnya yang sudah tiada. Itu juga kalau bisa memutar waktu. Duuuhhh ... Kok aku jadi ikut melow ya. Jadi ceritanya dia pernah punya kisah mengharukan dengan tiga orang. Pertama, almarhum suaminya yang meninggal diusia pernikahan yang belum genap dua tahun, karena sakit gagal ginjal dan jantung koroner. Kedua, anak angkatnya yang meninggal masih diusia balita karena sakit hidrosefalus. Ketiga, sahabatnya yang meninggal setelah berjuang melawan kanker sampai harus amputasi kaki. Ya Allah ... Aku tahu dan bisa merasakan betapa sedihnya sohibku ini dengan kejadian yang menimpanya secara berurutan. Sampai-sampai dia trauma dengan rumah sakit. Namun, rasa kangennya sering membuncah di bulan Ramadan. Keinginannya untuk bisa makan bersama dengan orang-orang kesayangannya semoga kelak bisa terjadi di surga-Nya. Al-Fatihah ...

Nah ... Beda lagi nih keinginan bukber anakku sulung. Dia ingin bisa makan bersama Shalallaahu Alaihi Wassalaam.  Aku jadi ikutan kepingin juga jika bisa bukber bersama  Nabi Muhammad seperti jawaban Pak Anies di forum FPCI. Bagaimana kita bisa berjumpa Baginda Nabi? Tentu saja sebagai umat Islam sangat merindukan untuk kelak berjumpa dengan Muhammad Rasulullah. Oya ... Menu buka puasa Beliau sangat sederhana, cukup meneguk air putih dan memakan beberapa butir kurma.

Baca artikel terkait di sini: All About Dates, Food of The Prophets

Bila membaca buku sirah nabawiyah pastinya kita akan sangat ingin menjadi orang yang duduk dekat Rasul yang mendapatkan julukan Al-Amin ini. Terdapat tiga peristiwa besar dan bersejarah dalam bulan Ramadan yang menginspirasi umat Islam. Pertama turunnya lima ayat pertama dari surat Al-'Alaq melalui malaikat Jibril kepada Rasulullah. Kedua Rasulullah dan umat Islam memenangkan perang Badar melawan kafir Quraisy. Ketiga Rasulullah bersama umat Islam menaklukkan Kota Makkah. Masyaallah ...

Selain itu orang kedua adalah Rasyid Ridha seorang jurnalis dan tokoh pembaharuan Islam yang menjadi nama tengah anakku. Satu karya beliau yang terkenal dan dikagumi oleh umat Islam hingga sekarang adalah Al-Qur'an Al-Hakim atau tafsir Al-Manar. Karya ini ditulis bersama guru beliau Muhammad Abduh. Pemikiran beliau menjadi rujukan dari para tokoh Muhammadiyah di Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun