Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Misteri Gunadharma Arsitek Borobudur

5 Desember 2020   18:16 Diperbarui: 9 Juni 2022   10:21 1830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teteh penasaran dengan kisah Gunadharma, arsitek Borobudur (Dokpri)

Perjalanan kali ini bersama si bungsu, Teteh Maryam Aliyya Al Kindi ke Yogyakarta untuk sebuah misi. Aku sering mengajak Teteh menikmati berbagai karya arsitektur modern. Seumpama sky building sepanjang jalan Sudirman - Thamrin - Rasuna Said - MT. Haryono Jakarta. Tapi, Teteh penasaran dengan bangunan kuno bernama Borobudur.

Kok bisa penasaran ?; Ceritanya sih pertengahan tahun 2017, aku dan si tengah yang sekarang kuliah di ITB sedang diskusi untuk menentukan pilihan jurusan kuliah. 

Dia berminat dengan dunia arsitektur dan perencanaan kota. Nah ... Aku dan suami juga alumni arsitektur ITB jadi bisalah kasih gambaran gimana kuliah di arsitektur itu.

Sambil ngobrol santai aku juga kilas balik kisah ospek himpunan IMA-Gunadharma. Tetiba, Teteh nyeletuk, 'Aku mau dong ke Borobudur. Kan itu dibangun sama Gunadharma.' 'Waaaaahhhh ... Teteh tahu dari mana ?' tanyaku. 'Ada kok bu, kan ada soal gini ... candi Borobudur tempat ibadah agama apa ?, Trus aku searching google arsiteknya bernama Gunadharma'.

Jadilah ... Liburan Desember 2017 Teteh minta ke Yogyakarta dengan tujuan utama Borobudur.

Hari yang cerah. Langit biru memayungi Borobudur. Candi umat Budha yang dibangun mulai tahun 770 Masehi. Selesai pembangunan pada tahun 825 Masehi. He3 ... Aku jadi guidenya Teteh nih. Sekalian reka ingatan saat kuliah dulu kudu hafal sejarah bangunan yang spektakuler di jamannya hingga saat ini.

Gunadharma, arsitek kerajaan Syeilendra dikisahkan berdiri di sebuah bukit yang dikelilingi danau. Posisi bukit dengan ketinggian 265 m.dpl yang dikelilingi bentang alam sangat indah memberikan inspirasi kepada Gunadharma. Namun, Gunadharma sendiri masih misteri loh! 

Waaahhh ... Tinggi sekali. Ayo! Teh semangat. (Dokpri)
Waaahhh ... Tinggi sekali. Ayo! Teh semangat. (Dokpri)

Sejauh mata memandang keindahan alam tersaji dan membuat Gunadharma memperoleh ide untuk membangun sebuah petilasan. Tampak dikejauhan tujuh gunung mengelilingi, diantaranya adalah gunung Merapi dan gunung Merbabu. Borobudur terdiri dari enam teras berbentuk bujur sangkar. Sedangkan di atasnya ada tiga pelataran berbentuk melingkar. 

Tampak dikejauhan gunung Merapi  (Dokpri)
Tampak dikejauhan gunung Merapi  (Dokpri)

Stupa utama berada dipuncak dan dikelilingi 72 stupa berbentuk lonceng terbalik. Batu berukir relief yang detailnya luarbiasa menghiasi seluruh dinding bangunan. 

Teteh bertanya, 'Bu ... Gimana cara membawa batu besar ini ke atas ?' 'Hhhmmm ... Gimana ya Teh ?', aku balik bertanya sambil merenung. Batu seberat 2 ton setara 20 orang lebih, berada diketinggian dan menempel satu sama lain dengan apik. 

Pola mandala merupakan pola rumit yang tersusun dari bujur sangkar dan lingkaran. Mandala mencerminkan kosmos atau alam semesta. Batu andesit disusun dengan sistem saling kunci atau interlock. Tanpa tambahan semen atau perekat. Lorong-lorong yang dibangun dihiasi oleh pembatas berukir. Di ujung kiri dan kanan tangga ada arca berbentuk singa.  

Dinding batu relief indah tertata apik (Dokpri)
Dinding batu relief indah tertata apik (Dokpri)

Misteri tentang Gunadharma yang mampu mewujudkan ide pembangunan Borobudur hingga kini masih menjadi teka-teki. Alat apa yang digunakan? Berapa banyak pekerja? Ketelitian dalam menyusun batu demi batu hingga tak ada gambar yang terlewat atau terputus. Relief itu menceritakan keadaan kehidupan rakyat dan penguasa di kerajaan Syeilendra.

Oya ... Siapakah yang memberi nama Borobudur? Apakah Raja Syeilendra atau Gunadharma? Nama Bore-Budur ditemukan ada dalam buku karya Raffles. 

Sedangkan dalam buku Nagara Kertagama karya Mpu Prapanca tidak tersebut sebuah nama. Hanya ada semacam penunjuk yang mengarah kepada sebuah tempat pemujaan sebuah gunung (bhudhara) atau tempat yang tinggi. Ia menyebut  'Wihara di Budur'.

Pemandangan dari ketinggian Borobudur sangat indah (Dokpri)
Pemandangan dari ketinggian Borobudur sangat indah (Dokpri)

Borobudur terkubur lahar dan lava letusan gunung Merapi. Hampir seribu tahun. Setelah para arkeolog Belanda menemukan dan melakukan penelitian barulah Borobudur kembali menarik perhatian. 

Misteri lainnya adalah Gunadharma pada masanya bisa menentukan arah tepat terbit matahari di ufuk Timur. Dalam setahun hanya ada dua masa matahari benar-benar terbit dari Timur. Yaitu pada tanggal 20-21 Maret dan 22-23 September.  

Bayangan matahari dari stupa utama menjadi jarum jam raksasa. Bayangannya jatuh tepat di 72 stupa kecil yang mengelilinginya. 'Wow ... Amazing!', ujar Teteh penuh kekaguman.

Pintu utama berada di sisi Timur. Sedangkan bangunan menghadap Utara Selatan. Pengunjung berjalan berkeliling melawan arah jarum jam seperti tawaf di Ka'bah. Bergerak melawan arah jarum jam sesuai dengan arah putar bumi di porosnya atau rotasi bumi. Gerakan bumi mengelilingi matahari atau revolusi pun demikian. 

Masya Allah ... Belajar arsitektur di Borobudur membuat Teteh semakin dekat kepada alam ciptaan Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Perkasa. Alam Indonesia demikian indahnya. 

Arsitek Gunadharma telah menggubah bangunan yang memanfaatkan tanda-tanda alam. Bangunannya menjadi sangat bermakna. Tidak hanya sekedar berdiri. Namun mampu memberikan rasa dan karsa kepada manusia. 

Bangunan memiliki jiwa ... Itulah yang sejatinya para arsitek dilatih untuk terus menerus membaca alam ... Dekat dengan alam. Tidak melawan kehendak alam. Serasi dengan alam.

Selesai berkunjung ke Borobudur, kami kembali ke Yogyakarta. Mampir sejenak di sebuah restoran bernama Je Jamuran. 

Je Jamuran restoran dengan menu serba jamur (Dokpri)
Je Jamuran restoran dengan menu serba jamur (Dokpri)

Menu makanannya serba jamur. Harganya terjangkau dan rasanya enak banget. Ada spot foto keren juga loh! Berpose di sepeda onthel dan becak dilakoni Teteh sambil menunggu pesanan datang. Alhamdulillah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun