Mohon tunggu...
Dewi Khanah
Dewi Khanah Mohon Tunggu... mahasiswa

Ambil Resikonya Atau Kehilangan Kesempatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rayap Rayap Nakal

2 September 2025   15:43 Diperbarui: 2 September 2025   15:41 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bagaimana mungkin aku membenci tanah tempatku berpijak?
Tanah yang sejak aku dalam kandungan hingga kini berdiri,
telah memberi kehidupan, memberi makan, memberi nafas bagi setiap langkahku.

Namun hari-hari ini, aku menyaksikan kenyataan yang getir.
Ranting-ranting patah, dedaunan gugur sebelum waktunya,
dan akar yang seharusnya kuat, perlahan digerogoti oleh rayap-rayap nakal.
Seakan pohon besar ini dibiarkan rapuh di tengah angin yang terus mendera.

Tetapi aku percaya, masih ada harapan.
Masih ada sisa akar yang menolak mati,
masih ada tanah yang enggan kering,
masih ada jiwa-jiwa yang tak rela melihat pohon ini tumbang.

Maka meski luka menganga,
meski gelap terasa panjang,
aku percaya cahaya itu akan kembali.
Pohon ini akan tumbuh lagi,
ranting-rantingnya akan berdaun,
dan buahnya akan menjadi penghidupan bagi generasi yang datang.

Dan aku percaya, tanah ini akan bangkit, setegak doa-doa yang tak pernah lelah dipanjatkan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun