Mohon tunggu...
Dewi Amalia Cipta Pratama
Dewi Amalia Cipta Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Akuntansi Universitas Nusa Putra

Kalaulah orang tau keajaiban dari sebuah doa itu sangat dahsyat gak ada tuh kayanya yang berdoa cuman sekali aja dalam sehari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenaikan Suku Bunga Membuat Investasi Menjadi Kurang Menarik

25 Juni 2021   10:21 Diperbarui: 25 Juni 2021   11:15 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kita pasti sudah tidak asing lagi dengan kata Investasi, tidak hanya orangtua saja yang berinvestasi tetapi sekarang banyak dari kalangan milenial yang mempelajari cara berinvestasi dengan baik, dengan tujuan agar di masa yang akan datang mereka mendapat keuntungan dari penanaman modal yang ia tanam. Dalam hal ini, dapat kita simpulkan bahwa Investasi adalah suatu kegiatan penanaman modal baik orang pribadi atau badan usaha dengan harapan mendapat keuntungan di masa yang akan datang.

Investasi di Indonesia diatur dalam Undang Undang No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. Menurut UU ini, yang dimaksud dengan penanaman modal atau investasi ialah segala bentuk kegiatan yang dilakukan dalam rangka penanaman modal. Adapun penanam modal atau investor yang dimaksud di sini bisa berupa investor dalam atau luar negeri.

Investasi kerap dihubungkan dengan suku bunga, pasalnya suku bunga sangat memperngaruhi nilai investasi, ketika suku bunga naik maka nilai investasi akan berkurang, hal ini dikarenakan kebanyakan orang yang berinvestasi atau melakukan kegiatan bisnis sumber modalnya berasal dari perbankan, otomatis perbankan akan menaikan biaya pinjaman yang berakibat pula naiknya tingkat suku bunga. Menjadikan masyarakat enggan meminjam ke bank dengan begitu nilai investasi akan berkurang.

Perubahan suku bunga akan memengaruhi permintaan publik akan barang dan jasa, oleh karena melambungnya tingkat belanja investasi. Penurunan suku bunga juga menurunkan biaya pinjaman, yang mendorong bisnis meningkatkan investasi.

Perlu kita tahu, bahwa tingkat suku bunga tidak hanya mempengaruhi investasi saja, tetapi juga mempengaruhi perekonomian sebuah negara secara luas. Bagaimana sebuah negara akan stabil dengan pengaruh tingkat suku bunga yang ada dinegaranya.

Yang menjadikan suku bunga terus meningkat adalah karena adanya inflasi. Dalam hal ini, Ketika Kepala Badan Kebijakan Fiskal (KBF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan pemerintah tengah mewanti wanti inflasi yang terus meningkat di Amerika Serikat yang berdampak menyeret suku bunga negara lain, termasuk Indonesia.

Inflasi akan terus menguras nilai uang dari waktu ke waktu, termasuk pada investasi. Maka dari itu ketika suku bunga naik karena inflasi yang terus meningkat, orang akan lebih cenderung menabungkan uang yang dimilikinya daripada dibuat untuk investasi atau menjual saham yang dimiliki atau mengalihkannya ke investasi lain. Dengan ini investasi jadi kurang menarik atau kurang diminati oleh sejumlah pribadi dan badan usaha lainnya.

Di indonesia lembaga yang mengatur dan bertanggung jawab mengenai tingkat suku bunga adalah Bank Indonesia (BI). BI Rate adalah suku bunga acuan yang ditetapkan oleh bank Indonesia lewat Dewan Gubernur tiap bulannya. Setelah ditetapkan, BI Rate diumumkan ke publik untuk dijadikan referensi suku bunga acuan. Dengan demikian BI Rate juga merupakan wujud dari kebijakan moneter dari Bank Indonesia. Maka dari itu, Jika tingkat pertumbuhan ekonomi sedang menurun, BI akan menurunkan tingkat suku bunga untuk mengayuh investasi. Sebaliknya jika ekonomi sedang dalam kondidi baik dan bertumbuh, BI akan menaikan tingkat suku bunga secara perlahan untuk menjaga inflasi.

Dilansir dari KOMPAS.com Morgan Stanley, Bank Investasi yang berada di New York menaksir Bank Indonesia akan melakukan kebijakan suku bunga acuan dengan naik sebesar 50 basis poin (bps) hingga akhir tahun 2022, dalam laporannya berjudul Asia Economic Mid-Year Outlook pada selasa tangga 18 juni 2021.

Alih- alih menurunkan suku bunga acuan, Bi lebih menekankan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) memutuskan menahan suku bunga 3 bulan berturut turut di level 3,50 persen tahun ini. Bank sentral pun berhati hati, akan meningkatkan pengetatan suku bunga dengan mempertimbangkan beberapa komponen, termasuk tingkat Inflasi.

Kesimpulan yang dapat diambil bahwa tingkat suku bunga akan mempengaruhi tingkat investasi, jika suku bunga meningkat orang enggan berinvestasi karena sudah pasti biaya pinjaman bank pun akan naik, sebaliknya jika turun nya suku bunga maka orang akan berbondong bondong berinvestasi atau menjual saham nya karena sudah pasti tidak akan kena biaya bunga. Maka dari itu, pemerintah berusaha untuk menstabilkan nilai suku bunga selama 3 bulan berturut turut di angka 3,50 persen agar suku bunga yang ada dapat menstabilkan perekonomian negara walapun disamping itu pemerintah sedang berhati hati dengan inflasi yang terjadi di Amerika Serikat yang terus meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun