Ada 63 macam pelatihan. Angkat gajah dan melepas ikat perut, misalnya. Latihan ini nampak sederhana dan para mahout melatihnya dengan sabar dan sebentar-sebentar. Ada juga latihan mengalungkan bunga dan menaikturunkan bendera. Para gajah seperti anak kecil. Mereka mudah penasaran dan senang belajar hal baru, hanya kadang mereka mudah bosan, sehingga durasi pelatihan tidak lama.
Kendaraan terus melaju. Hingga kami tiba di bangunan yang besar. "Ooh ini rumah sakit gajah, bisa turun lihat-lihat sebentar."
Wah ada fasilitas rumah sakit gajah. Namanya Rumah Sakit Rubini Atmawijaya, didirikan tahun 2015 berdasarkan kerja sama antara Kementerian Kehutanan, Taman Safari, dan Kebun Binatang Australia.
Karena pasiennya besar maka rumah sakitnya juga besar. Sebenarnya penasaran juga seberapa besar ruangan rawat inapnya hehehe. Namun, sayang pagar dikunci dan saat itu tidak nampak petugas rumah sakit. Dari hasil googling, ada empat kandang rawat berukuran 400 meter persegi yang bisa menampung delapan gajah sekaligus.
Selain untuk merawat gajah yang sakit dan terluka, rumah sakit gajah juga digunakan untuk memberi suplemen dan vitamin bagi para gajah. Rumah sakit ini juga berfungsi untuk penelitian dan pemantauan. "Ada lab dan peralatan infus juga lho mbak," cerita bapak yang suka berkelakar itu. Penyakit gajah yang umum itu cacingan, lanjut ia.
Setelah melewati sejumlah kubangan dan padang  rumput, Pak mahout bercerita tentang satwa liar lainnya yang ada di hutan ini. Selain gajah, Taman Nasional Way Kambas adalah rumah satwa liar lainnya seperti kijang, rusa, badak Sumatera, harimau Sumatera, juga aneka satwa liar lainnya. Jadinya rumah gajah ini penting bagi kelangsungan satwa liar lainnya.
Berikut video berkeliling TN Way Kambas dengan Kereta Gajah:
Lihatlah Interaksi Anak Gajah dan Induknya
Kereta gajah pun berhenti. Kami diajak melihat gajah jinak dari dekat. Wah senangnya. Ada anak gajah juga yang lucu.