Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Taman Nasional Way Kambas: Menjaga Gajah, Menjaga Masa Depan Alam Lingkungan

2 Oktober 2025   18:55 Diperbarui: 2 Oktober 2025   18:55 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Gajah Sang Penyihir adalah favoritku (dokpri) 

Ada gajah liar juga (dokpri) 
Ada gajah liar juga (dokpri) 

Ada 63 macam pelatihan. Angkat gajah dan melepas ikat perut, misalnya. Latihan ini nampak sederhana dan para mahout melatihnya dengan sabar dan sebentar-sebentar. Ada juga latihan mengalungkan bunga dan menaikturunkan bendera. Para gajah seperti anak kecil. Mereka mudah penasaran dan senang belajar hal baru, hanya kadang mereka mudah bosan, sehingga durasi pelatihan tidak lama.

Kendaraan terus melaju. Hingga kami tiba di bangunan yang besar. "Ooh ini rumah sakit gajah, bisa turun lihat-lihat sebentar."

Wah ada fasilitas rumah sakit gajah. Namanya Rumah Sakit Rubini Atmawijaya, didirikan tahun 2015 berdasarkan kerja sama antara Kementerian Kehutanan, Taman Safari, dan Kebun Binatang Australia.

Karena pasiennya besar maka rumah sakitnya juga besar. Sebenarnya penasaran juga seberapa besar ruangan rawat inapnya hehehe. Namun, sayang pagar dikunci dan saat itu tidak nampak petugas rumah sakit. Dari hasil googling, ada empat kandang rawat berukuran 400 meter persegi yang bisa menampung delapan gajah sekaligus.

Ini rumah sakit gajah (dokpri) 
Ini rumah sakit gajah (dokpri) 

Selain untuk merawat gajah yang sakit dan terluka, rumah sakit gajah juga digunakan untuk memberi suplemen dan vitamin bagi para gajah. Rumah sakit ini juga berfungsi untuk penelitian dan pemantauan. "Ada lab dan peralatan infus juga lho mbak," cerita bapak yang suka berkelakar itu. Penyakit gajah yang umum itu cacingan, lanjut ia.

Setelah melewati sejumlah kubangan dan padang  rumput, Pak mahout bercerita tentang satwa liar lainnya yang ada di hutan ini. Selain gajah, Taman Nasional Way Kambas adalah rumah satwa liar lainnya seperti kijang, rusa, badak Sumatera, harimau Sumatera, juga aneka satwa liar lainnya. Jadinya rumah gajah ini penting bagi kelangsungan satwa liar lainnya.

Nyam-nyam, makan dulu (dokpri) 
Nyam-nyam, makan dulu (dokpri) 
Kawasan hutan ini nampak begitu luas dan agak terkesan kurang perawatan. Aku juga tidak melihat adanya museum atau ruang khusus edukasi bagi wisatawan seperti teater yang memutar film tentang edukasi gajah. Mungkin ke depan bisa dihadirkan ruang edukasi tersebut agar para wisatawan bisa pulang dengan membawa cerita dan wawasan tentang gajah.

Berikut video berkeliling TN Way Kambas dengan Kereta Gajah:


Lihatlah Interaksi Anak Gajah dan Induknya
Kereta gajah pun berhenti. Kami diajak melihat gajah jinak dari dekat. Wah senangnya. Ada anak gajah juga yang lucu.

Pleno lucu (dokpri) 
Pleno lucu (dokpri) 
Aku dipanggil untuk mendekat dan mengelus-elus anak gajah. Wah aku baru tahu rambut anak gajah lebih kasar daripada gajah dewasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun