Peninggalan agama Buddha dengan arca yang beberapa masih utuh (dokpri)Â
Koleksi Islam termasuk naskah kuno (dokpri)Â
Nah jejak Islam pada masa lampau juga tak kalah banyak. Ada teko alpaka, talam dengan tulisan Arab, Prasasti Dahlung beraksara Ara dengan bahasa Banten tentang hubungan perdagangan lada, stempel marga Sabu, dan naskah kuno tentang mantra dan penangkal guna-guna.
Lampung juga menjadi jalur perdagangan rempah-rempah sehingga kemudian hadir kain sebagi yang terpengaruh kain India (dokpri)Â
Senjata tradisional juga dipajang di sini, serta sejarah jalan sutera dan perdagangan rempah. Kain sebagi merupakan jejak budaya jalur rempah Lampung. Kain sebagi ini digunakan sebagai selendang dan penutup kepala bagi perempuan. Kain ini terpengaruh oleh India.
Pojok Khusus Radin Inten II dan Aksara Lampung
Radin Inten II adalah pahlawan nasional dari Lampung. Pahlawan ini lahir pada 1 Januari 1834 dan wafat pada 5 Oktober 1854.
Ia adalah pemimpin perjuangan melawan kolonial Belanda yang ingin memonopoli perdagangan lada dan ingin menguasai Lampung. Ia berfokus melakukan perlawanan di Kalianda, Lampung Selatan.
Radin Inten II punya pasukan tempur rahasia dengan tuppingnya (dokpri)Â
Radin Inten II memiliki strategi perjuangan yang cerdik dan taktis. Ia memiliki beberapa benteng dan meriam, dan pasukan tempur rahasia bertopeng yang disebar ke desa-desa yang disebut tupping.
Topeng tersebut kemudian dilestarikan dalam kesenian yang disebut tari tupping hingga saat ini. Ada 12 jenis topeng tupping dengan bentuk yang sederhana.
Aksara Lampung kini makin dikenal luas (dokpri)Â
Sedangkan aksara Lampung disebut seperti kombinasi aksara Pallawa dan aksara Arab. Aksara ini masuk ke Lampung pada masa Kerajaan Sriwijaya. Aksara ini juga disebut mirip aksara Rencong dari Aceh. Jumlah hurufnya ada 20 buah dan dibaca dari kiri ke kanan.
Ada Apa di Lantai Dua?
Lihat Trip Selengkapnya