Gajah dan harimau dulu banyak dijumpai di Lampung. Namun kini habitat gajah terkonsentrasi di Way Kambas. Sementara harimau semakin jarang terlihat karena makin masifnya alih fungsi lahan dari hutan menjadi pemukiman, tempat usaha, dan perkebunan sawit. Lampung juga memiliki habitat penyu hijau.
Ada pojok khusus bercerita tentang batu yang diperkirakan dari peninggalan letusan Krakatau tahun 1883. Pada saat itu Krakatau melontarkan ribuan lava sebesar kerikil dengan jangkauan 300 kilometer, yang disebut lava bom.
Peninggalan jaman Megalitikum membuatku takjub. Lokasinya terpencar, ada yang ditemukan Liwa, Lampung Barat, tapi ada juga yang ditemukan di berbagai kawasan di Lampung Timur. Peninggalan Megalitikum di antaranya ada menhir, lumpang batu,arca, dan batu bergores.
Batu bergores rupanya sarana upacara sakral untuk memberikan kekuatan gaib terhadap senjata tajam yang diasahkan ke batu tersebut. Batu ini seperti namanya di permukaannya terdapat lima goresan dan satu lubang.
Museum ini juga menyimpan peninggalan agama Hindu, Buddha, dan Islam. Masa klasik Hindu-Buddha di Lampung berlangsung pada abad ke-7 hingga abad ke-16 Masehi.
Peninggalan Hindu-Buddha di Lampung meliputi 8 prasasti, 3 candi, arca, relief arca, dan benda upacara. Prasasti yang tersimpan di museum ini di antaranya Prasasti Palas Pasemah, Prasasti Bawang, dan Prasasti Batu Bedil.