Hawa-hawa liburan telah terasa. Tetangga satu-persatu telah pamit untuk pulang ke kampung halaman. Rekan-rekan juga mulai cuti untuk mencuri start. Yang membuatku terkejut, kakak perempuan rupanya sudah tiba bersama keluarganya di Malang. Sementara aku masih bersiap-siap.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, mudik kali ini belum ada kepastian. Karena tahun lalu sudah mudik di Malang, maka tahun ini jatahnya ke Subang.
Namun berhubung mertua sedang sakit, maka rencana ini belum pasti. Yang penting persiapannya sudah beres, pakaian rapi tersedia, kendaraan sudah diperiksa, dan sajian lebaran sudah siap.
Tahun lalu kami mudik dengan naik pesawat ke Malang. Tahun-tahun sebelumnya kami juga pernah mudik dengan naik kereta api dan membawa kendaraan pribadi.
Ada plus minusnya perjalanan mudik dengan membawa kendaraan pribadi ataupun naik kendaraan umum. Demikian juga dengan persiapannya, ada perbedaan di antara keduanya.
Persiapan Mudik dengan Kendaraan Umum
Dibandingkan membawa kendaraan pribadi, kami lebih sering menggunakan kendaraan umum dengan alasan kepraktisan. Ya, tinggal duduk manis sampailah di Malang dalam waktu 90 menitan dengan pesawat terbang. Atau, sekitar 14-15 jam dengan naik kereta api.
Berbeda dengan mudik menggunakan kendaraan pribadi, persiapan mudik dengan kendaraan umum melewati proses panjang. Bahkan, bisa bulanan.
Biasanya aku berburu tiket pesawat untuk mudik saat ada promo besar-besaran dan promo awal tahun. Ini agak gambling karena kadang-kadang kita belum tahu waktu cuti bersamanya.
Dengan membeli tiket jauh hari, maka harganya umumnya lebih murah. Apalagi jika sedang promo. Pasalnya tiket pesawat sekarang begitu mahal, apalagi pada libur lebaran. Tahun ini misalnya, tiketnya mencapai Rp6-7 juta PP/orang.