Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kolak Labu untuk Buka Puasa dan Cake Labu untuk Sahur

10 Maret 2025   23:37 Diperbarui: 10 Maret 2025   23:37 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kupikir waluh dan kambocha itu sama, ternyata agak berbeda (dokpri) 


Almarhum ayah sering mengingatkan untuk makan biasa saja dan tidak berlebihan saat bulan Ramadan. Hal yang istimewa mungkin takjil. Biasanya ibu membuat takjil sendiri dibantu anak-anaknya. Kecuali hari-hari tertentu ayah membelikan es kelapa muda atau bubur campur.

Menu takjil di rumah rata-rata kolak. Dari kolak pisang, kolak ubi, kolak singkong, hingga kolak apem hehehe. Setelah hari kesekian biasanya ada banyak yang mengirim hantaran berupa nasi dan aneka jajanan. Tak lupa ada apem di dalamnya.

Setiap hari pada malam dua puluh ke atas ada banyak yang mengirim hantaran. Karena jumlah apem lama-kelamaan makin banyak, oleh ibu pun diolah jadi kolak hahaha. Biar tidak mubadzir.

Omong-omong tentang kolak labu, rasanya itu enak. Aku suka mencampur kuah santan dengan susu putih sehingga rasanya lebih gurih dan nikmat. Semangkuk kolak labu langsung bikin kenyang saat berbuka puasa. Baru setelah tarawih, aku menyantap nasi separuh porsi.

Kupikir waluh dan kambocha itu sama, ternyata agak berbeda (dokpri) 
Kupikir waluh dan kambocha itu sama, ternyata agak berbeda (dokpri) 


Tentang makan ini, beberapa tahun terakhir muncul istilah mindful eating. Ini seperti konsep dan praktik mindfulness pada umumnya. Yaitu, memberikan perhatian penuh pada saat melakukan satu kegiatan.

Untuk menerapkan mindful eating, maka pada saat makan, harus fokus pada makanan tersebut, jangan sambil lihat hape atau nonton film. Saat makan, kita tahu dan sadar apa saja yang sedang dimakan.

Seperti makan kolak labu, misalnya. Dengan menerapkan mindful eating, aku sadar berapa banyak kolak labu yang kumakan. Satu mangkok sedang, misalnya. Di dalam kolak isiannya apa saja, aroma, teksturnya seperti apa juga terekam di benak dan kunikmati dengan sungguh-sungguh.

Dengan melakukan mindful eating, maka kita bisa menikmati makanan kita dan tidak lagi lapar mata. Syukur-syukur juga paham kandungan gizi dan kalorinya.

Kakak perempuan pernah serius menerapkan praktik mindful eating. Ia bahkan mencatat kalori setiap kali makan dalam jurnal makan. Rupanya ia memiliki tujuan berdiet dengan sehat. Dan itu berhasil. Berat badannya turun secara perlahan-lahan konsisten beberapa kilogram setiap bulannya.

Ya, ada banyak manfaat melakukan mindful eating, selain sebagai wujud bersyukur atas makanan, juga bisa menikmati dengan sungguh-sungguh makanan tersebut, dan bisa untuk berdiet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun